Bekasi, (Antara Megapolitan)- Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, optimistis pemanfaatan teknologi nol sampah yang diimplementasikan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumurbatu bisa mendukung suksesnya penanganan sampah dari hulu ke hilir, sehingga Piala Adipura wajib diraih pada 2016.
"Tahun 2016, Piala Adipura wajib direbut Kota Bekasi," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Rabu.
Menurut dia, selama lima tahun terakhir Pemkot Bekasi telah berupaya keras mengembalikan penghargaan tertinggi di bidang lingkungan tersebut ke Kota Bekasi dengan cara yang terhormat dan bermartabat.
Akan tetapi kegagalan Kota Bekasi setiap tahunnya masih selalu sama, yakni perihal penanganan sampah dari hulu ke hilir.
"Namun kini kami sudah menyiapkan strategi penanganan sejak dari hulu hingga hilir, sehingga tidak ada alasan gagal lagi tahun depan," kata Rahmat.
Dia menjelaskan pula bahwa untuk di bagian hilir, penanganan sampah dilakukan dengan menggandeng pihak ketiga yang sanggup mengolah tumpukan sampah di TPA Sumurbatu menjadi energi listrik.
Cara tersebut bisa menghemat pengeluaran untuk pengelolaan TPA yang setahunnya mencapai Rp5 miliar.
Selain itu, Pemkot Bekasi juga tidak perlu mengalokasikan dana pembebasan lahan setiap waktu demi perluasan areal TPA yang selalu tidak cukup menampung sampah warga Kota Bekasi.
"Dananya bisa dialokasikan untuk pembelian truk, makin banyak armada pengangkut, makin banyak sampah terangkut, sehingga TPS liar bisa turut teratasi," katanya.
Kemudian di bagian hulu, pemahaman melalui berbagai macam pendekatan termasuk budaya terus dilakukan kepada masyarakat untuk bisa peduli terhadap sampah dan bahkan sebisa mungkin mengurangi produksi sampah yang dibuang ke TPA.
"Kalau sudah demikian, rasa-rasanya tidak ada alasan bagi Kota Bekasi untuk tidak meraih Piala Adipura tahun depan," demikian Rahmat Effendi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Tahun 2016, Piala Adipura wajib direbut Kota Bekasi," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Rabu.
Menurut dia, selama lima tahun terakhir Pemkot Bekasi telah berupaya keras mengembalikan penghargaan tertinggi di bidang lingkungan tersebut ke Kota Bekasi dengan cara yang terhormat dan bermartabat.
Akan tetapi kegagalan Kota Bekasi setiap tahunnya masih selalu sama, yakni perihal penanganan sampah dari hulu ke hilir.
"Namun kini kami sudah menyiapkan strategi penanganan sejak dari hulu hingga hilir, sehingga tidak ada alasan gagal lagi tahun depan," kata Rahmat.
Dia menjelaskan pula bahwa untuk di bagian hilir, penanganan sampah dilakukan dengan menggandeng pihak ketiga yang sanggup mengolah tumpukan sampah di TPA Sumurbatu menjadi energi listrik.
Cara tersebut bisa menghemat pengeluaran untuk pengelolaan TPA yang setahunnya mencapai Rp5 miliar.
Selain itu, Pemkot Bekasi juga tidak perlu mengalokasikan dana pembebasan lahan setiap waktu demi perluasan areal TPA yang selalu tidak cukup menampung sampah warga Kota Bekasi.
"Dananya bisa dialokasikan untuk pembelian truk, makin banyak armada pengangkut, makin banyak sampah terangkut, sehingga TPS liar bisa turut teratasi," katanya.
Kemudian di bagian hulu, pemahaman melalui berbagai macam pendekatan termasuk budaya terus dilakukan kepada masyarakat untuk bisa peduli terhadap sampah dan bahkan sebisa mungkin mengurangi produksi sampah yang dibuang ke TPA.
"Kalau sudah demikian, rasa-rasanya tidak ada alasan bagi Kota Bekasi untuk tidak meraih Piala Adipura tahun depan," demikian Rahmat Effendi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015