Universitas Pancasila menggelar Bedah Buku yang berjudul "Diplomat Kesasar" karangan Dekan Fakultas Hukum Universitas Pancasil (FHUP), Prof. Dr. Eddy Pratomo, S.H., M.A.

Prof. Dr. Eddy Pratomo dalam keterangannya, Kamis mengatakan melalui acara bedah buku ini para mahasiswa diharapkan dapat memperoleh gambaran umum tentang profesi diplomat.

Dikatakannya dinamika diplomasi Indonesia dalam Persepektif Hukum dan Internasional sangat bergantung pada peran para diplomat sehingga penting institusi pendidikan seperti FHUP dan FISIP Unhas untuk membantu Indonesia mencetak calon-calon Diplomat dan saya berharap buku saya dapat menjadi referensi yang memberikan inspirasi dan motivasi bagi generasi muda. 

Selain bedah buku juga digelar Diskusi Publik yang bertajuk Dinamika Diplomasi Indonesia dalam Perspektif Hukum dan Hubungan Internasional. 

Baca juga: Universitas Pancasila jalin kerja sama dengan PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia

Prof Eddy mengatakan ini merupakan momen monumental bagi Fakultas Hukum Universitas Pancasila (FHUP) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin (FISIP Unhas) karena kedua fakultas sepakat untuk menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) pertama dengan program studi berbeda. 

"Kerja sama ini diharapkan ke depannya akan turut mendukung kedua fakultas untuk melaksanakan kurikulum Merdeka Belajar, Kampus Merdeka (MBKM)," katanya.

Sebagai langkah awal, acara penandatangan kerja sama ini juga dibarengi dengan acara Bedah Buku “Diplomat Kesasar” karangan Dekan FHUP, Prof. Dr. Eddy Pratomo, S.H., M.A. sekaligus dengan Diskusi Publik bertemakan “Dinamika Diplomasi Indonesia dalam Persepektif Hukum dan Hubungan Internasional” yang juga merupakan kerjasama antara FHUP dan Fisip Unhas bersama Asosiasi Profesor Indonesia (API). 

Baca juga: Universitas Pancasila gelar KKN Mandiri di tengah pandemi COVID-19

Dalam sambutan pembuka, Ketua API, Prof. Ari Purbayanto menyatakan, “Prof. Dr. Eddy Pratomo, S.H., M.A., adalah anggota aktif API sehingga kami berbangga karena ada guru besar yang juga merupakan mantan Duta Besar. 

"Banyak Guru Besar menjadi Duta Besar, tetapi Duta Besar yang menjadi Guru Besar bahkan menjadi Dekan, saya kira tidak banyak sehingga diskusi publik tentang diplomasi Indonesia hari ini akan sangat baik karena narasumber bukan hanya akademisi, tetapi yang sudah melakukan diplomasi secara langsung," katanya.

Baca juga: Akademisi: Pemberlakuan UU "Coast Guard" China picu ketegangan di LCS

Hadir sebagai Keynote Speaker, Duta Besar I Gede Ngurah Swajaya, Direktur Jenderal Amerika Eropa Kementerian Luar Negeri RI dan sebagai Pembahas Prof. Dr. Hamid Awaluddin, S.H., M.A., Ph.D (Duta Besar & Guru Besar Hukum Internasional Universitas Hasanuddin), Prof. Dr. Edie Toet Hendratno, S.H., M. Si., FCBarb. (Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan & Pembinaan Universitas Pancasila) dan Prof. Dr. Armin, M.Si. (Dekan FISIP Unhas). 

Acara yang dimoderatori oleh Drs. H. Darwis, Ph.D (Ketua Departemen HI FISIP Universitas Hasanuddin) dihadiri oleh hampir 400 peserta yang terdiri atas Dosen, Mahasiswa FISIP dan FH dari berbagai kampus di Indonesia dan bahkan turut hadir Atase Pendidikan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Canbera dan juga Konsul Jenderal Republik Indonesia di Sydney yang juga menyampaikan kesediaan untuk dapat mendukung FHUP dan FISIP Unhas jika ingin melaksanakan program kerjasama internasional di Canberra dan Sydney. 

Tawaran ini disambut baik oleh fakultas karena akan membuka kesempatan kerja sama pendidikan antara Indonesia dan Australia dalam kerangka kurikulum MBKM.  

Pewarta: Pewarta Antara

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021