Karawang, (Antara Megapolitan) - Puluhan perusahaan bergerak di sektor industri tekstil, sandang dan kulit di berbagai daerah sekitar Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mengalami krisis dan ada yang terancam "gulung tikar".

"Banyak hal yang mengakibatkan perusahaan-perusahaan mengalami krisis. Tetapi secara umum, itu karena ketidaknyamanan investasi," kata Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) setempat Yati Mulyati, di Karawang, Minggu.

Sesuai dengan catatan Apindo Karawang, saat ini terdapat 56 perusahaan yang tengah mengalami krisis. Selain itu, ada pula 12 perusahaan diketahui akan "kabur" dari Karawang.

Menurut dia, cukup banyak faktor yang mengakibatkan perusahaan mengalami krisis. Di antaranya akibat ketidaknyamanan investasi, kemacetan, transportasi, dan lain-lain.

"Catatan terkait adanya puluhan perusahaan yang sedang mengalami krisis diketahui sejak memasuki pertengahan tahun ini," katanya.

Yati menyatakan, puluhan perusahaan yang mengalami krisis tersebut umumnya merupakan perusahaan "padat karya" atau perusahaan yang bergerak di sektor tekstil, sandang dan kulit.

Ia menilai persoalan merupakan hal yang serius. Sebab perusahaan padat karya itu menampung cukup banyak pekerja, mencapai ribuan orang.

Menurut dia, hal yang menjadi perhatian khusus terkait dengan penyebab perusahaan yang mengalami krisis ialah masalah kemacetan dan transportasi.

Saat ini, perkembangan industri di Karawang tidak dibarengi dengan peningkatan sarana dan prasarana transportasi. Sehingga kemacetan selalu terjadi setiap hari di wilayah Karawang.

Atas hal itu, ia berharap agar pemerintah segera meningkatkan sarana dan prasarana transportasi. Termasuk di antaranya menyelesaikan berbagai pembangunan infrastruktur.

Ia juga menyatakan, Apindo Karawang berharap agar pemerintah benar-benar merealisasikan rencana pembangunan pelabuhan internasional di Cilamaya, sesuai dengan rencana awal. Sebab pelabuhan itu menjadi bagian dari kebutuhan kalangan industri di Karawang.

Pewarta: M. Ali Khumaini

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015