Tripoli (Antara/Xinhua-OANA/Antara Megapolitan) - Perdana Menteri Libya Abdullah Ath-Thinni, yang diakui secara internasional, Selasa (26/5) selama dalam serangan penembakan, selama demonstrasi terhadap pemerintah, kata satu sumber pemerintah.
"Perdana menteri ditembak saat ia meninggalkan bandar udara Tobruk, markas sementara parlemen," kata seorang pejabat senior yang tak ingin disebutkan jatidirinya kepada Xinhua.
"Seorang pengawal cedera," tambah sumber itu, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi. "Peristiwa tersebut terjadi setelah sidang parlemen yang dibatalkan karena alasan keamanan."
Menurut satu siaran pers, pemerintah menuduh pemilik stasiun TV Libya menyelenggarakan demonstrasi setelah pemerintah menolak untuk menugaskan dia sebagai Kepala Lembaga Penanaman Modal Libya.
Libya, produsen minyak utama di Afrika Utara, telah menyaksikan krisis politik setelah tergulingnya presiden Muammar Gaddafi selama kemelut politik 2011 dan kini menghadapi kebuntuan antara militer pro-sekuler dan gerilyawan.
Pada Agustus lalu, Ibu Kota Libya, Tripoli, jatuh ke tangan Fajar Libya, koalisi gerilyawan yang telah mendirikan pemerintah sendiri untuk menghadapi pemerintah yang diakui secara internasional, yang saat ini hidup di pengasingan di Kota Kecil, Tobruk, di bagian timur negeri tersebut.
Penerjemah: Chaidar.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Perdana menteri ditembak saat ia meninggalkan bandar udara Tobruk, markas sementara parlemen," kata seorang pejabat senior yang tak ingin disebutkan jatidirinya kepada Xinhua.
"Seorang pengawal cedera," tambah sumber itu, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi. "Peristiwa tersebut terjadi setelah sidang parlemen yang dibatalkan karena alasan keamanan."
Menurut satu siaran pers, pemerintah menuduh pemilik stasiun TV Libya menyelenggarakan demonstrasi setelah pemerintah menolak untuk menugaskan dia sebagai Kepala Lembaga Penanaman Modal Libya.
Libya, produsen minyak utama di Afrika Utara, telah menyaksikan krisis politik setelah tergulingnya presiden Muammar Gaddafi selama kemelut politik 2011 dan kini menghadapi kebuntuan antara militer pro-sekuler dan gerilyawan.
Pada Agustus lalu, Ibu Kota Libya, Tripoli, jatuh ke tangan Fajar Libya, koalisi gerilyawan yang telah mendirikan pemerintah sendiri untuk menghadapi pemerintah yang diakui secara internasional, yang saat ini hidup di pengasingan di Kota Kecil, Tobruk, di bagian timur negeri tersebut.
Penerjemah: Chaidar.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015