Presiden RI Joko Widodo pada peringatan Dies Natalis ke-71 Universitas Indonesia (UI)  menyatakan UI yang mempunyai pengalaman panjang dalam sejarah bangsa, dinilai mampu menjadi teladan dalam menjalankan transformasi dan reformasi bangsa.

Jokowi berharap UI terus menghasilkan talenta-talenta unggul untuk generasi masa depan yang berjiwa Pancasila, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang kontributif dan aplikatif, serta kerja-kerja kemanusiaan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.
 
"Dalam peringatan Dies Natalis ini semoga memberikan semangat dan menjadi motivasi kuat bagi UI untuk ikut hadir dalam memecahkan permasalahan bangsa," harap Jokowi.
 
Pada tahun 2020 dimana terjadinya pandemi COVID-19 ini tentunya memberikan banyak pelajaran yang memaksa orang bekerja melampaui batasan dan membuktikan bahwa Indonesia tangguh menghadapi setiap tantangan.  

Untuk itu kata Jokowi kami terus berupaya keras untuk menyelesaikan tantangan bersama yang kita hadapi, berusaha keras untuk memulihkan ekonomi sambil terus berlari menghadapi disrupsi teknologi, sehingga strategi baru harus diciptakan.

Ketua DPR Dr.(H.C.) Puan Maharani juga pada acara Dies Natalis UI ke-71 juga menyampaikan harapan agar UI dapat menjadi barometer Pendidikan Tinggi di Indonesia yang melahirkan putra-putri terbaik bangsa dan hadir memberi solusi atas permasalahan yang dihadapi Indonesia.

Baca juga: Rektor UI lantik dua direktur dan dua wakil dekan periode 2021-2025

Dorongan UI untuk selalu menjadi pembawa panji Pendidikan di Indonesia datang dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. Saat ini ada ratusan ribu lulusan UI, yang selama ini telah berkiprah di seluruh penjuru negeri dan di mancanegara menjadi menteri, duta besar, birokrat di pemerintahan, CEO di industri, teknokrat, profesional, maupun wirausaha sukses di masyarakat. 

Karya inovasi dan kajian-kajian kebijakan merupakan masukan yang sangat berguna bagi pemerintah dan masyarakat. Kedepannya UI semakin banyak menghasilkan lulusan pemimpin bangsa berkarakter Pancasila yang unggul, kompeten, adaptif, kreatif, bersemangat gotong royong, dan berkebhinekaan global. 
 
Dengan adanya bonus demografi menjadi peluang besar membawa Indonesia menjadi negara maju, dengan kerja keras menghasilkan SDM Unggul dari Perguruan Tinggi. Mendikbud membuka ruang yang luas bagi mahasiswa dan dosen, untuk terus menambah ilmu dan menemukan kompetensi-kompetensi yang relevan dan inovatif di dunia kerja. 

Melalui program Merdeka Belajar, Nadiem mengajak mahasiswa memasuki dunia profesi sesuai potensi dan aspirasi melalui berbagai program seperti magang kerja, membangun desa, melakukan kegiatan kemanusiaan, melakukan studi mandiri, menjadi asisten peneliti, mengajar di sekolah, pertukaran mahasiswa, maupun berwirausaha. 

Harapannya lulusan perguruan tinggi siap hard skill dan soft skill-nya, kemampuan berkolaborasi, dan bekerja dalam tim. Mendikbud juga mendorong dosen untuk lebih terlibat di dunia profesinya, melalui Sabbatical Leave di industri atau perguruan tinggi kelas dunia. 

Nadiem berharap lebih banyak professional dan praktisi yang turun ke perguruan tinggi untuk mengajar memberikan warna dan membawa contoh-contoh masalah dan solusi industri ke ruang kelas atau laboratorium, yang tentunya terselenggara atas kerja sama UI dengan industri, dan pemerintah.   

UI memiliki peran besar membangun Ibu Pertiwi. Tri Dharma Perguruan  Tinggi harus berimplikasi pada kesejahteraan rakyat, kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Dr. H. Abdul Halim Iskandar.

Baca juga: Kandidat doktor Psikologi UI teliti religiusitas dan pembuatan keputusan etis mahasiswa

Upaya dan kerja keras masyarakat kampus baik bersifat akademis maupun non akademis harus berdampak pada kebangkitan kesejahteraan warga desa karena UI hadir untuk desa. 

UI diharapkan harus lebih banyak lagi melahirkan kader penggerak desa, perempuan penggerak ekonomi desa, serta menyediakan waktu dan sumber daya untuk membantu akselerasi desa mencapai delapan belas (18) tujuan SDGs desa, katanya. 

UI terus melakukan perubahan-perubahan kearah perbaikan untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan perguruan tinggi tersebut.

Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro menyatakan bahwa kebersamaan, kolaborasi, dan komitmen menjadi kunci yang dipakai untuk bangkit dan maju. 
 
Saat ini terjadi perubahan besar dalam dunia Pendidikan terjadi sejak awal tahun 2020, akibat pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia, UI dengan cepat merespon situasi ini,  mentransformasikan pendidikan secara daring.  

"Kami memberikan penghargaan setinggi-tingginya untuk segenap sivitas akademika, alumni, dan mitra UI yang telah bahu-membahu berupaya menanggulangi COVID-19," kata rektor.

Perkuliahan semester ganjil Tahun Ajaran 2020/2021 telah terselenggara sesuai standar dan tujuan yang telah dirancang. Genap setahun pandemi COVID-19 di Indonesia, maka genap setahun pula kegiatan akademik UI berjalan dengan metode pembelajaran jarak jauh (PJJ).
 
Rektor UI berharap Center for Independent Learning (CIL) sebagai agregator dalam implementasi program merdeka belajar, menjadi jembatan antara universitas, fakultas, program studi, dan mahasiswa terkait serta ketersediaan dan penawaran berbagai bentuk program merdeka belajar. 

Segala upaya yang terus dibangun ini dapat mempertegas komitmen UI menjadi universitas yang unggul, inklusif, bermartabat, nyaman bagi seluruh warganya dan membanggakan seluruh rakyat Indonesia. 

SDM unggul

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) terus mencetak SDM-SDM unggul dengan menjadikan Fakultas Kedokteran pertama di Indonesia yang sukses mencetak rekor penambahan guru besar terbanyak selama tahun 2020, yaitu 21 orang.

21 guru besar tersebut berasal dari bidang biologi kedokteran, biokimia dan biologi molekuler, fisiologi kedokteran, penyakit dalam, neurologi, kesehatan anak, kesehatan mata, psikiatri, kebidanan dan kandungan, urologi, serta orthopaedi dan traumatologi.

Prestasi ini menunjukkan bahwa FKUI senantiasa memotivasi seluruh sivitas akademi untuk terus mencapai prestasi dan meraih gelar setinggi-tingginya. Tidak hanya itu, jumlah guru besar yang bertambah diharapkan semakin mampu meningkatkan kualitas pendidikan di FKUI.

Baca juga: FTUI tambah program studi baru untuk jenjang sarjana paralel

Penambahan jumlah guru besar ini yang kalau dihitung rata-rata 1-2 orang guru besar baru dilantik setiap bulan, secara tidak langsung turut meningkatkan jumlah publikasi dan riset di FKUI karena keberhasilan seorang staf mencapai gelar guru besar tidak lepas dari peran kinerja publikasi, khususnya publikasi internasional. 
 
Bersamaan dengan prestasinya ini, FKUI juga mendapatkan penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai pencetak guru besar terbanyak dalam setahun di Indonesia. 

Selain itu Fakultas Kedokteran UI turut andil dalam uji klinis perawatan COVID-19 yang terbesar di dunia. Uji Acak Evaluasi Terapi COVID-19 (The Randomised Evaluation of COVID-19 Therapy) atau yang disebut studi RECOVERY.

Sebuah uji klinis terbesar di dunia untuk mengevaluasi pengobatan COVID-19 akan segera dilaksanakan di Indonesia dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) terlibat dalam hal tersebut.

Dr. dr. Erni Juwita Nelwan, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) selaku peneliti utama yang juga Ketua Studi RECOVERY mengatakan Studi RECOVERY yang dilaksanakan di Inggris sebelumnya telah membantu Indonesia untuk merencanakan sumber dayanya lebih efektif.

Misalnya, klorokuin/hidroksiklorokuin tidak lagi direkomendasikan untuk mengobati COVID-19 dan obat deksametason telah masuk dalam rekomendasi pengobatan COVID-19 di RS di Indonesia.

Studi RECOVERY pertama kali dilaksanakan di Inggris pada Maret 2020 untuk mengevaluasi pengobatan mana yang paling efektif untuk melawan COVID-19.

Studi ini telah memberikan rekomendasi yang sudah mengubah perawatan klinis, termasuk temuan bahwa steroid dengan harga terjangkau, deksametason, dan pengobatan anti-inflamasi, tocilizumab, secara signifikan mengurangi risiko kematian ketika diberikan kepada pasien rawat inap dengan COVID-19 berat.

Rekomendasi ini kemudian digunakan pada praktik klinis di seluruh dunia untuk membantu menyelamatkan nyawa pasien dan memprioritaskan sumber daya perawatan kesehatan.

Pelaksanaan studi RECOVERY di Indonesia merupakan salah satu hasil dari kemitraan yang sudah terjalin lama antara FKUI dan Oxford University, serta dukungan dari berbagai mitra penelitian dan rumah sakit di Indonesia.

Universities of Indonesia and Oxford Clinical Research Laboratory (IOCRL), sebuah fasilitas pendukung uji klinik bersama di Jakarta yang juga merupakan hasil dari kemitraan dua lembaga tersebut, akan membantu proses pelaksanaan dan koordinasi studi ini di Indonesia.

Sementara itu, rumah sakit pertama yang bergabung dengan studi RECOVERY di Indonesia adalah RS Metropolitan Medical Centre (MMC) Jakarta, RS Martha Friska Medan, dan RS Hasan Sadikin Bandung, dan beberapa rumah sakit lainnya akan segera bergabung.

Di Indonesia, studi akan diawali dengan mengevaluasi penggunaan aspirin dan kolkisin, karena obat ini sudah tersedia dan terjangkau, namun seperti pelaksanaan studi RECOVERY di Inggris, uji coba ini bersifat adaptif dan obat baru akan ditambahkan seiring waktu.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes, dr. Slamet, MHP mengatakan uji klinis RECOVERY sangat penting untuk menemukan pengobatan COVID-19 yang efektif dan dapat digunakan di seluruh dunia.

Meneliti obat yang terjangkau dan mudah diakses, berarti hasilnya dapat dimanfaatkan dengan cepat di Indonesia dan negara berpenghasilan rendah dan menengah lainnya. Kami sangat bangga bahwa para peneliti Indonesia berperan serta dan menjadi bagian dari sebuah uji klinis penting di dunia.

Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam mengatakan dengan berpartisipasi pada uji klinis obat COVID-19 terbesar di dunia ini, para peneliti Indonesia bisa membuat terobosan-terobosan yang relevan dengan konteks Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya. 

Sejak awal COVID-19 muncul di Indonesia, UI secara aktif terlibat dalam berbagai penelitian, medis, dan sosial.

Baca juga: UI perguruan tinggi terbaik di Indonesia versi Webometrics 2021

UI juga berkolaborasi dengan banyak pihak, di dalam maupun di luar negeri, termasuk dengan University of Oxford.

Melalui kontribusi ini dan dukungan dari masyarakat Indonesia, UI bisa mendukung percepatan pemulihan kondisi Indonesia.

Untuk meningkatkan kemampuan dalam keilmuan, UI juga terus mengembangkan program studi baru yang mampu menjawab tantangan masa depan. Misalnya Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) kembali menambah program studi baru, yakni Program Studi (Prodi) Magister Teknik Lingkungan yang berada di bawah naungan Departemen Teknik Sipil (DTS) FTUI.

Penguasaan ilmu Teknik Lingkungan merupakan salah satu aspek penting dalam perencanaan dan pelaksanaan konstruksi berwawasan lingkungan yang pada akhirnya akan mendukung terwujudnya pembangunan berkelanjutan. 

Prodi Magister Teknik Lingkungan FTUI ini diharapkan dapat menjawab tantangan dan permasalahan di bidang pengelolaan limbah padat dan limbah cair, sistem penyediaan air bersih atau air minum, dan pengendalian pencemaran udara.

Prodi Magister Teknik Lingkungan FTUI menekankan pada bidang rekayasa melalui pendekatan disiplin ilmu Teknik Lingkungan yang melingkupi aspek-aspek perekayasaan pada tahap perencanaan, perancangan, pelaksanaan konstruksi, dan pengelolaan sarana/prasarana.

Prodi ini menawarkan dua bidang kekhususan, yaitu Manajemen Kualitas Lingkungan serta Teknologi dan Rekayasa Kualitas Air.

Ketua Departemen Teknik Sipil FTUI, Ir. R. Jachrizal Sumabrata menyatakan secara global perubahan sistem ekonomi linear menjadi ekonomi sirkular menjadikan perubahan dalam ketenagakerjaan dimana diproyeksikan peningkatan pekerjaan di bidang Renewables dan Waste mencapai 70 persen di tahun 2030, meningkat pesat dibandingkan dengan bidang pekerjaan lainnya.
 
Prodi Magister Teknik Lingkungan ini merupakan pemekaran dari Program Magister Teknik Sipil Kekhususan Teknik Lingkungan FTUI, yang telah berjalan sejak tahun 2010 dan telah meluluskan 61 magister sampai dengan tahun 2019.
 
Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) membuka Program Studi (Prodi) Magister Multidisiplin Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), satu di antara tiga program magister baru yang dibuka di FTUI pada Tahun Akademik 2021/2022.

Setiap tahun, terdapat sebanyak 1.300 magister lulusan S2 perencanaan kota dari 22 universitas di Indonesia yang menyediakan program studi tersebut.

PWK FTUI berorientasi pada perencanaan berbasis kemajuan teknologi perkotaan untuk kesejahteraan seluruh masyarakat berbasis kota cerdas (people-oriented, smart city for all) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

Kebutuhan tenaga ahli perencana kota di Indonesia kurang lebih 5.200 orang, sehingga Indonesia sekarang membutuhkan tenaga ahli yang kompeten untuk memenuhi target sumber daya manusia regional untuk target pemerataan pembangunan. 

Magister Multidisiplin PWK FTUI menekankan pada interdisiplin pengembangan standar perencanaan perkotaan yang ramah lingkungan (eco-friendly), kota sehat (healthy resilience), dan berbudaya.

Struktur mata kuliah di program PWK FTUI dikembangkan dari berbagai rujukan universitas unggul, seperti Massachusetts Institute of Technology (MIT), University of California at Berkeley (UC- Berkeley), University of Illinois at Urbana-Champaign (UIUC), dan Harvard University (HU).

Target pembangunan dan perencanaan kota yang tinggi dari yang dicanangkan pemerintah, seperti program 100 Kota Pintar dan Kotaku (Kota tanpa Kumuh), tidak hanya menuntut ahli tenaga perencana kota dalam jumlah besar, tetapi juga ahli tenaga perencana kota yang multidisipliner dalam menjawab berbagai imbas dari proyek pembangunan dan perencanaan kota.

Bila hal ini tidak diantisipasi maka Indonesia akan kesulitan menghadapi tantangan-tantangan di sektor perencanaan wilayah dan kota menyusul tingginya pertumbuhan kebutuhan kota dan transisi dari kehidupan di desa ke kota.
 
Lulusan program ini nantinya menjadi tenaga profesional yang mampu menghasilkan perencanaan kota yang memenuhi syarat secara substantif, teknis, dan administratif dengan mempertimbangkan dampak dari intervensi pada skala kota dalam aspek sosial, ekonomi, budaya, politik, dan keamanan dari waktu ke waktu.

"Kebanyakan universitas di luar negeri menyelenggarakan program sejenis selama minimal dua tahun dan berorientasi pada lulusan yang berlisensi profesional. Di Indonesia, Prodi PWK didirikan untuk memenuhi standar yang diterapkan oleh Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia. Akreditasi program mengacu pada Instrumen Akreditasi Prorgam Studi (IASP) 4.0 canangan Kemenristekdikti,” katanya.

Program PWK FTUI merupakan program multidisiplin dengan dosen pengampu berasal dari Departemen Teknik Sipil dan Arsitektur FTUI, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UI, dan Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI.

Peminatan yang dibuka di PWK FTUI dikelompokkan menjadi tiga, yaitu Peminatan Perencanaan Tata Ruang Kota, Perencanaan Lingkungan Kota, dan Perencanaan Infrastruktur dan Transportasi. 

PWK FTUI tidak mengharuskan mahasiswa mengambil peminatan dengan kategorisasi mata kuliah yang sudah ditentukan, melainkan dibebaskan memilih dari yang ditawarkan. Durasi perkuliahan adalah dua tahun (empat semester) dengan total 42 SKS.

Pada Tahun Akademik 2021/2022, FTUI membuka tiga prodi magister baru, yaitu Prodi Magister Multidisiplin Perencanaan Wilayah, Prodi Magister Manajemen Integritas Material (MIM), serta Prodi Magister Teknik Lingkungan.

Ketiga prodi baru ini melengkapi sembilan prodi magister yang telah ada sebelumnya, antara lain Prodi Magister Multidisiplin Teknik Sistem Energi, Prodi Magister Teknik Sipil, Prodi Magister Teknik Mesin, Prodi Magister Teknik Elektro, Prodi Magister Teknologi Biomedis, Prodi Magister Teknik Metalurgi dan Material, Prodi Magister Arsitektur, Prodi Magister Teknik Kimia, dan Prodi Magister Teknik Industri.

Peringkat terbaik Indonesia

Universitas Indonesia (UI) menempati peringkat teratas sebagai perguruan tinggi terbaik di Indonesia menurut Webometrics Ranking of World Universities edisi Januari 2021.

UI dinilai terbaik dalam membuka akses publikasi ilmiahnya sehingga dapat dibaca oleh kalangan akademik di mana pun berada melalui jaringan internet.

Webometrics juga merilis bahwa UI berada di peringkat ke-9 untuk skala Asia Tenggara dan 657 di dunia. Peringkat UI tersebut lebih baik dari tahun 2020, di mana saat itu UI berada di posisi teratas di Indonesia, di peringkat ke-10 untuk Asia Tenggara, dan ke-766 di dunia.
 
Rektor UI Prof Ari Kuncoro mengatakan bahwa pencapaian tersebut diraih berkat keberhasilan UI memenuhi persyaratan penilaian Webometrics berdasarkan tiga indikator, yaitu visibility yakni jumlah eksternal link unik yang terhubung ke domain web perguruan tinggi (inlinks) yang terekam search engine (Google) dengan persentase penilaian 50 persen.

Kedua, transparency/openness merupakan jumlah kutipan dari 210 penulis teratas dengan persentase 10 persen; dan ketiga, excellence or scholar merupakan jumlah artikel publikasi ilmiah yang terindeks pada jurnal internasional bereputasi tinggi dengan persentase sebesar 40 persen.

Webometrics merupakan sistem pemeringkatan yang dilakukan berbasis website terhadap perguruan tinggi se-dunia. Webometrics meyakini bahwa kehadiran dan visibilitas web dapat dijadikan indikator kinerja global sebuah universitas. 

Indikator ini mempertimbangkan komitmen pengajaran, hasil penelitian, prestise internasional, hingga hubungan dengan masyarakat, termasuk sektor industri dan ekonomi, hingga universitas.

Pemeringkatan Webometrics dilakukan oleh Cybermetric Lab yang merupakan kelompok penelitian milik Consejo Superior de Investigaciones Científicas (CSIC), badan penelitian publik terbesar di Spanyol, terhadap lebih dari 31.000 institusi pendidikan tinggi di dunia. 

Sistem pemeringkatan Webometrics bertujuan untuk mempromosikan publikasi Web, mendukung inisiatif Open Access, mendukung akses elektronik untuk publikasi ilmiah, dan materi akademik lainnya.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021