Brussels (Antara/AFP/Antara Megapolitan) - Pimpinan NATO Jens Stoltenberg, Senin, memperingatkan bahwa gerilyawan dari kelompok-kelompok Islam mungkin bersembunyi di antara imigran yang mencari perlindungan di Eropa sehingga memicu peningkatan kebutuhan untuk respon yang efektif.

Komentar Stoltenberg disampaikan saat ia menghadiri pertemuan menteri luar negeri dan pertahanan Uni Eropa yang disiapkan untuk menyetujui rencana blok itu guna melakukan operasi angkatan laut untuk mengatasi penyelundup manusia yang beroperasi terutama dari Libya.

"Pertama-tama ini adalah tragedi kemanusiaan, orang kehilangan nyawa mereka mencoba untuk menyeberangi Mediterania," kata Stoltenberg ketika ditanya tentang laporan kelompok Negara Islam berusaha menyelundupkan petempur ke Eropa dengan menyembunyikan mereka di kapal imigran.

"Tentu saja salah satu masalahnya adalah bahwa mungkin ada pejuang asing, mungkin ada teroris yang berusaha bersembunyi, mencoba untuk berbaur di antara imigran," tambahnya.

"Dan ini menggarisbawahi pentingnya kita harus menanggapi gejolak ini."

Pejabat Barat sering menggunakan istilah pejuang asing untuk menggambarkan orang-orang dari Eropa dan Timur Tengah yang telah melakukan perjalanan untuk bertarung dengan IS di Irak dan Suriah.

Stoltenberg mengutip upaya sendiri NATO untuk bekerja dengan negara-negara di Afrika Utara dan Timur Tengah guna mengatasi akar penyebab masalah imigran.

Tapi dia menekankan bahwa aliansi militer pimpinan Amerika Serikat saat ini tidak mengambil bagian dalam misi angkatan laut Uni Eropa, yang mengikuti serangkaian bangkai kapal imigran di Mediterania.

Stoltenberg mengatakan bahwa sejauh ini 28 negara Uni Eropa tidak meminta bantuan dari NATO tapi aliansi itu "siap membantu jika ada permintaan."

Penerjemah: G.N.C. Aryani/E. Syafputri.

Pewarta:

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015