Bogor, (Antara Megapolitan) - Forum Komunikasi Masyarakat Industri Kecil Menengah (FKMIKM) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengoptimalkan pengawasan terhadap tenaga kerja anak yang masih marak terjadi di wilayah tersebut.

"Kami coba meminimalisir jumlah pekerja anak, karena angkanya cukup tinggi sekitar 18 persen," kata Ketua FKMIKM Bogor, Ace Sumanta, di Bogor, Senin.

Ace menyebutkan jumlah pekerja anak di unit-unit usaha kecil menengah cukup banyak, rata-rata di satu UKM memperkerjakan dua sampai tiga anak setiap harinya.

"Kita harus bisa menguranginya, kalau bisa `zero` pekerja anak. Indonesia pernah diperingati oleh UNICEF karena telah memperkerjakan anak, dan itu terjadi di wilayah Kabupaten Bogor," katanya.

Ia mengatakan FKMIKM fokus mengakomodir tiga kecamatan yang menjadi sentra pengrajin alas kaki (sendal dan sepatu) serta kerajinan tas yakni di Kecamatan Dramaga, Ciomas dan Tamansari. Di tiga kecamatan tersebut terdapat sekitar 5.000 pengrajin UMKM.

Menurut Ace, para pekerja anak ini dibayar dengan upah murah. Mereka terpaksa bekerja karena tuntutan ekonomi, para pekerja anak berasal dari keluarga berkemampuan rendah.

"Tidak hanya upah yang rendah, mereka juga putus sekolah. Ini sangat tidak baik bagi masa depan generasi muda kalau mereka tidak bisa mendapatkan pendidikan yang layak," katanya.

Ia mengatakan banyaknya anak-anak yang menjadi pekerja di sentra-sentra UKM selain karena tuntutan ekonomi tidak mampu membiayai sekolah, juga karena tradisi meniru orang tua mereka yang juga bekerja sebagai buruh.

"Mereka juga perokok, jadi karena kecanduan rokok, karena tidak sekolah butuh uang membeli rokok mau tidak mau harus bekerja," katanya.

Ace mengatakan upaya yang akan dilakukan FKMIKM untuk mengurangi jumlah pekerja anak dengan mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

"Dengan PKBM ini anak-anak yang putus sekolah bisa melanjutkan pendidikan kejar paket A, B dan C, sehingga mereka mendapatkan ijazah dan bisa mencari pekerjaan yang lebih layak," kata Ace.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015