Bogor, (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, akan menambah 14 tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) berbasis masyarakat dengan sistim 3R (reused, reduce, and recycle) serta dilengkapi dengan teknologi yang mengubah sampah menjadi energi.
"Dengan teknologi ini, sampah yang diolah tidak hanya menjadi kompos tetapi juga tenaga listrik dan gas," kata Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor Irwan Riyanto dalam acara sosialisasi pengelolaan sampah 3R di Kelurahan Ranggamekar, Kamis.
Pembangunan 14 TPST 3R dipusatkan di Kecamatan Bogor Selatan, karena lokasi tersebut belum sepenuhnya terjangkau mobil pengangkut sampah.
"Sangat dimungkinkan TPST 3R ini sudah dilengkapi dengan `waste energy`," katanya.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan menargetkan setiap rukun warga memiliki TPST 3R dan bank sampah sebagai salah satu upaya dalam mengatasi persoalan persampahan.
"Kita akan terus kembangkan program TPST 3R dan bank sampah, saat ini targetnya masih di tingkat kelurahan, ke depan kita ingin setiap RW memilikinya," kata Irwan.
Saat ini Kota Bogor baru memiliki 11 bank sampah yang tersebar di delapan kelurahan dan empat RW yakni di Rusunawa Kelurahan Menteng, Taman Kencana, Griya Katulampa, Kertamaya, Tanah Baru ada di empat RW, Cibogo, Pasir Kuda, dan Rangga Mekar.
Pemerintah Kota Bogor juga memiliki 12 tempat pengolahan sampah terpadu 3R (reduce, reuse, recycle) berbasis masyarakat.
"Kita harapkan program bank sampah terus berkembang karena dampaknya dapat mengurangi timbunan sampah yang dibuang ke TPA Galuga," katanya.
Menurut Irwan, partisipasi bank sampah dan pengolahan 3R dapat mengurangi sampah yang dibuang ke TPA sebesar 13 persen.
Data terakhir jumlah sampah yang dihasilkan masyarakat Kota Bogor per hari sebanyak 2.400 meter kubik. Dari jumlah itu hanya 1.700 meter kubik yang diangkut oleh truk ke TPA, sisanya 700 meter kubik belum terangkut.
"Dari 700 meter kubik itu, 13 persen atau sekitar 80 meter kubik diolah di bank sampah dan 3R berbasis masyarakat," kata Irwan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Dengan teknologi ini, sampah yang diolah tidak hanya menjadi kompos tetapi juga tenaga listrik dan gas," kata Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor Irwan Riyanto dalam acara sosialisasi pengelolaan sampah 3R di Kelurahan Ranggamekar, Kamis.
Pembangunan 14 TPST 3R dipusatkan di Kecamatan Bogor Selatan, karena lokasi tersebut belum sepenuhnya terjangkau mobil pengangkut sampah.
"Sangat dimungkinkan TPST 3R ini sudah dilengkapi dengan `waste energy`," katanya.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan menargetkan setiap rukun warga memiliki TPST 3R dan bank sampah sebagai salah satu upaya dalam mengatasi persoalan persampahan.
"Kita akan terus kembangkan program TPST 3R dan bank sampah, saat ini targetnya masih di tingkat kelurahan, ke depan kita ingin setiap RW memilikinya," kata Irwan.
Saat ini Kota Bogor baru memiliki 11 bank sampah yang tersebar di delapan kelurahan dan empat RW yakni di Rusunawa Kelurahan Menteng, Taman Kencana, Griya Katulampa, Kertamaya, Tanah Baru ada di empat RW, Cibogo, Pasir Kuda, dan Rangga Mekar.
Pemerintah Kota Bogor juga memiliki 12 tempat pengolahan sampah terpadu 3R (reduce, reuse, recycle) berbasis masyarakat.
"Kita harapkan program bank sampah terus berkembang karena dampaknya dapat mengurangi timbunan sampah yang dibuang ke TPA Galuga," katanya.
Menurut Irwan, partisipasi bank sampah dan pengolahan 3R dapat mengurangi sampah yang dibuang ke TPA sebesar 13 persen.
Data terakhir jumlah sampah yang dihasilkan masyarakat Kota Bogor per hari sebanyak 2.400 meter kubik. Dari jumlah itu hanya 1.700 meter kubik yang diangkut oleh truk ke TPA, sisanya 700 meter kubik belum terangkut.
"Dari 700 meter kubik itu, 13 persen atau sekitar 80 meter kubik diolah di bank sampah dan 3R berbasis masyarakat," kata Irwan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015