Berlin (Antara/Xinhua-OANA/Antara Megapolitan) - Kelompok usaha besar di Jerman pada Senin (4/5) memperingatkan pemogokan selama satu pekan mendatang oleh masinis kereta akan menjadi pukulan keras terhadap ekonomi Jerman dan mengakibatkan kerugian bernilai ratusan juta euro.

Setelah kegagalan perundingan baru-baru ini mengenai sengketa upah antara serikat masinis Jerman, GDL, dan perusahaan kereta Jerman, Deutsche Bahn (DB), masinis kereta barang memulai pemogokan pada pukul 15.00 waktu setempat (20.00 WIB), Senin. Pada pukul 02.00 waktu setempat Selasa (07.00 WIB), masinis kereta penumpang berencana bergabung dengan mereka.

Pemogokan tersebut, yang kedelapan sejak Juli tahun lalu dan paling lama dalam sejarah DB, dijadwalkan berlangsung sampai pukul 09.00 waktu setempat (14.00 WIB) Ahad.

"Peningkatan baru dalam sengketa gaji dengan Deutche Bahn sangat membahayakan industri di Jerman," kata Dieter Schweer, anggota Dewan Pelaksana bagi Federasi Industri Jerman (BDI), sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.

"Ini akan mengakibatkan gudang kosong, rantai pasokan putus, dan kerugian produksi di banyak industri," katanya.

Menurut Schweer, industri baja, kimia dan otomotif --yang mengandalkan angkutan kereta-- akan sangat terpengaruh.

Eric Schweitzer, Presiden Asosiasi Kamar Dagang dan Industri Jerman (DIHK), memperkirakan pemogokan itu akan mengakibatkan kerugian ekonomi "setengah miliar euro" --sebanyak 557,7 juta dolar AS.

"Pemogokan pegawai kereta benar-benar menimbulkan kerugian ekonomi," katanya.

GDL meminta kenaikan gaji lima persen dan jam kerja satu jam lebih pendek dalam sepekan buat anggotanya. Serikat pekerja itu juga berusaha menggolkan hak untuk mewakili pekerja lain perusahaan kereta, seperti pramugara, dalam tawar-menawar kolektif.

Setelah beberapa kali pemogokan dan kegagalan untuk mencapai kesepakatan, serikat pekerja tersebut menolak untuk menerima penengahan mengenai sengketa itu dan menuduh DB memperparah keadaan.

Namun DB mengutuk serikat pekerja tersebut karena melancarkan aksi industri dan menggambarkan pemogokan itu sebagai "tidak layak dan melampaui batas".

Penerjemah: Chaidar.    

Pewarta:

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015