Wali Kota Bogor Bima Arya berharap pemberian vaksin COVID-19 sebanyak 9.160 dosis di 64 fasilitas pelayanan kesehatan (fasyenkes) dapat tuntas dalam satu bulan atau lebih cepat dari target sekitar dua bulan.

"Saya ingin melihat langsung tenaga kesehatan yang divaksinasi. Saya ingin memastikan tenaga kesehatan yang diprioritaskan diberikan vaksin adalah betul-betul di garda terdepan," kata Bima Arya di RSUD Kota Bogor, Kamis, saat meninjau pelaksanaan vaksinasi untuk tenaga kesehatan di RSUD tersebut.

Baca juga: Dedie A Rachim jadi orang pertama disuntik vaksin di Kota Bogor

Bima Arya sebelumnya, melakukan "kick off" vaksinasi di Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor yang dilanjutkan pemberian vaksin kepada 10 pejabat Kota Bogor yang telah terdata sebagai sasaran penerima.

Ke-10 pejabat itu, antara lain, Wakil Wali Kota Dedie A Rachim, Danrem 061 Suryakancana Brigjen TNI Achmad Fauzi, Dandim 0606 Kota Bogor Kolonel Inf Robby Bulan, dan Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro,

Dari Puskesmas Tanah Sareal, Bima Arya kemudian mengunjungi RSUD Kota Bogor untuk melihat langsung pelaksanaan pemberian vaksin sekaligus memberikan motivasi kepada tenaga kesehatan yang diberikan vaksin.

Baca juga: 10 pejabat Kota Bogor menerima suntikan vaksin COVID-19

Tiba di RSUD Kota Bogor, Bima Arya langsung meninjau tahapan vaksinasi, mulai dari pendaftaran, screening, penyuntikan vaksin, hingga observasi. Pada kesempatan tersebut ada 40 tenaga kesehatan yang divaksinasi, mulai dari dokter jaga, perawat, hingga cleaning service.

"Proses vaksinasi mudah-mudahan bisa dipercepat, sehingga bisa selesai dalam waktu tidak sampai satu bulan," katanya.

Saat meninjau ke ruang observasi, Bima melihat ada seorang petugas gudang farmasi di RSUD yang mengeluh pusing setelah diberikan vaksin. Petugas itu diminta istirahat sampil tiduran di bed yang disiapkan di ruang observasi. Namun, kemudian rasa pusing itu berangsur-angsur hilang.

Baca juga: Vaksinasi COVID-19 di Kota Bogor didahulukan kepada 10 pejabat

Kepala Bidang Medik RSUD Kota Bogor, Sari Chandrawati, mengatakan, kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) pada setiap orang mempunyai efek yang berbeda-beda.

Menurut dia, produk vaksin setelah dilaunching dan setelah diterbitkan izin penggunaan darurat atau EUA, maka efek sampingnya sangat kecil. "Namun, tidak menutup kemungkinan, ada orang-orang tertentu yang mungkin memiliki sedikit reaksi berbeda," katanya.

Pewarta: Riza Harahap

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021