Wali Kota Bekasi, Jawa Barat Rahmat Effendi menyatakan bersedia menjadi orang pertama di Kota Bekasi yang disuntik vaksin COVID-19 meski menaruh perhatian lebih kepada tenaga kesehatan (nakes).
"Kalau saya juga boleh, kapan saja boleh, tapi 'kan harusnya pemimpin itu belakangan, tidak mementingkan kepentingan pribadi bahwa saya harus divaksin dulu, sementara nakesnya belakangan," katanya di Bekasi, Sabtu.
Baca juga: Kota Bekasi menyiapkan 120 lokasi vaksinasi COVID-19
Rahmat meminta masyarakat tidak menganggap dirinya takut divaksin terlebih menginginkan untuk divaksin terlebih dahulu demi kesehatan pribadi.
"Nah, tinggal melihatnya dari sisi mana. Kalau saya lihatnya, bukan jangan dianggap nanti takut. Yang penting dulu siapa yang berhubungan setiap hari dengan pandemi, berarti tenaga kesehatan," katanya.
Menurut dia tenaga kesehatan layak ditempatkan di garis terdepan penerima vaksin mengingat mereka adalah pahlawan masyarakat yang setiap harinya berjibaku mengatasi virus corona selama pandemi berlangsung.
"Kalau saya mengambil jatah tenaga kesehatan satu untuk kepentingan saya, berarti saya sudah mengurangi siapa yang paling membutuhkan," katanya.
Baca juga: Kang Uu siap jadi orang pertama dari Pemprov Jabar yang divaksin COVID-19
Ia berharap seluruh tenaga kesehatan yang telah terdaftar sebagai penerima vaksin tahap pertama di Kota Bekasi mau menjalani vaksinasi mengingat tingginya tingkat risiko terpapar COVID-19 dari kalangan mereka.
"Kalau nakes harus mau divaksin, kalau tidak mau risikonya akan tidak baik bagi diri sendiri maupun juga bagi orang lain," katanya.
Dari total 500 ribu pengajuan vaksin, kata dia, Kota Bekasi mendapatkan alokasi kuota sebanyak 11.983 orang di tahap pertama yang keseluruhannya ditujukan bagi tenaga kesehatan.
Baca juga: Pemkot Depok ikuti arahan pemerintah pusat terkait vaksinasi
"Kalau nanti ternyata antara kuota dengan kuantiti yang ada dari nakes itu terpenuhi dan masih ada space, tentunya bisa dipakai untuk kegiatan-kegiatan vaksinasi yang akan kita tetapkan selanjutnya. Saat ini kita tinggal menunggu Dinas Kesehatan Jawa Barat, kapan akan didistribusikan ke kita karena vaksin itu membutuhkan alat dan perlengkapan lain," demikian Rahmat Effendi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
"Kalau saya juga boleh, kapan saja boleh, tapi 'kan harusnya pemimpin itu belakangan, tidak mementingkan kepentingan pribadi bahwa saya harus divaksin dulu, sementara nakesnya belakangan," katanya di Bekasi, Sabtu.
Baca juga: Kota Bekasi menyiapkan 120 lokasi vaksinasi COVID-19
Rahmat meminta masyarakat tidak menganggap dirinya takut divaksin terlebih menginginkan untuk divaksin terlebih dahulu demi kesehatan pribadi.
"Nah, tinggal melihatnya dari sisi mana. Kalau saya lihatnya, bukan jangan dianggap nanti takut. Yang penting dulu siapa yang berhubungan setiap hari dengan pandemi, berarti tenaga kesehatan," katanya.
Menurut dia tenaga kesehatan layak ditempatkan di garis terdepan penerima vaksin mengingat mereka adalah pahlawan masyarakat yang setiap harinya berjibaku mengatasi virus corona selama pandemi berlangsung.
"Kalau saya mengambil jatah tenaga kesehatan satu untuk kepentingan saya, berarti saya sudah mengurangi siapa yang paling membutuhkan," katanya.
Baca juga: Kang Uu siap jadi orang pertama dari Pemprov Jabar yang divaksin COVID-19
Ia berharap seluruh tenaga kesehatan yang telah terdaftar sebagai penerima vaksin tahap pertama di Kota Bekasi mau menjalani vaksinasi mengingat tingginya tingkat risiko terpapar COVID-19 dari kalangan mereka.
"Kalau nakes harus mau divaksin, kalau tidak mau risikonya akan tidak baik bagi diri sendiri maupun juga bagi orang lain," katanya.
Dari total 500 ribu pengajuan vaksin, kata dia, Kota Bekasi mendapatkan alokasi kuota sebanyak 11.983 orang di tahap pertama yang keseluruhannya ditujukan bagi tenaga kesehatan.
Baca juga: Pemkot Depok ikuti arahan pemerintah pusat terkait vaksinasi
"Kalau nanti ternyata antara kuota dengan kuantiti yang ada dari nakes itu terpenuhi dan masih ada space, tentunya bisa dipakai untuk kegiatan-kegiatan vaksinasi yang akan kita tetapkan selanjutnya. Saat ini kita tinggal menunggu Dinas Kesehatan Jawa Barat, kapan akan didistribusikan ke kita karena vaksin itu membutuhkan alat dan perlengkapan lain," demikian Rahmat Effendi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021