Emas naik pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), berbalik menguat dari penurunan sehari sebelumnya, dipicu prospek stimulus tambahan AS yang mendukung daya tarik logam dan menekan dolar, dengan anggota parlemen Washington akan membahas permintaan Presiden Donald Trump untuk bantuan tunai virus corona lebih besar minggu ini.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, naik 2,5 dolar AS atau 0,13 persen menjadi ditutup pada 1.882,90 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Senin (28/12), emas berjangka turun 2,8 dolar AS atau 0,15 persen menjadi 1.880,40 dolar AS.

Pada hari terakhir perdagangan pekan lalu, Kamis (24/12) jelang Hari Natal, emas berjangka naik 5,1 dolar AS atau 0,27 persen menjadi 1.883,20 dolar AS, setelah bertambah 7,8 dolar AS atau 0,42 persen menjadi 1.878,10 dolar AS pada Rabu (23/12).

"Anda sekarang memiliki kepemimpinan di AS yang akan melakukan segala kemungkinan untuk mengalahkan virus - itu berarti penguncian diperpanjang, lebih banyak stimulus dan itu akan memberikan dukungan naik yang kuat untuk emas," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

"Investor bersiap untuk gelombang stimulus yang jauh lebih kuat setelah (Presiden terpilih Joe) Biden menjabat dan saya pikir itulah sebabnya perdagangan emas terkendali."

Baca juga: Forum Rektor dorong perguruan tinggi manfaatkan hasil inovasi GeNose C19 dan CePAD

Indeks dolar turun 0,3 persen terhadap mata uang utama saingannya, membuat emas berdenominasi greenback lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

Saham-saham Eropa ditutup pada level tertinggi 10 bulan, didorong oleh harapan paket stimulus yang lebih besar, sementara Pemimpin Mayoritas Senat AS Mitch McConnell mengatakan pada Selasa (29/12) bahwa senator minggu ini akan membahas seruan Trump untuk peningkatan bantuan langsung tunai COVID-19 dari 600 dolar menjadi 2.000 dolar AS.

"Kami memasuki tahun 2021 dengan sedikit kegelisahan karena kami mendapatkan pasar saham pada level yang lebih tinggi dan (pada) prospek stimulus tambahan terhadap prospek vaksin yang mulai memperbaiki prospek ekonomi ... tetapi secara keseluruhan itu tidak mengurangi selera aset aman emas," kata analis Saxo Bank, Ole Hansen.

Baca juga: Malam Tahun Baru, Polda Metro Jaya tutup total sejumlah ruas jalan di Jakarta

Saat 2020 berakhir, emas, sebagai pelindung terhadap inflasi, telah meningkat sekitar 24 persen tahun ini, terutama karena langkah-langkah stimulus yang diluncurkan di seluruh dunia untuk mengurangi kerusakan ekonomi akibat pandemi.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 32,2 sen atau 1,21 persen menjadi ditutup pada 26,217 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 13,5 dolar AS atau 1,29 persen menjadi menetap di 1.062,6 dolar AS per ounce.

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020