Jakarta, (Antara Megapolitan) - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya mengatakan dalam pelayaran Indonesia Program Initiative on Maritime observation and Analysis (InaPRIMA) akan dilakukan pemasangan alat pemantau iklim "buoy" di Samudera Hindia.

"Ada 45 (buoy) disana tapi itu berjajar dari timur ke barat, kita akan memperbaiki itu dan juga lakukan pengukuran," kata Andi pada pelepasan pelayaran InaPRIMA di Pelabuhan JICT Tanjung Priok Jakarta Utara.

Buoy yang akan dipasang merupakan jaringan yang luas yang terbentang dari Indonesia sampai ke Madagaskar.

Alat itu akan membantu untuk memprediksi pola iklim global dan membantu mendapatkan informasi serta prediksi tentang curah hujan, pertanian dan lainnya.

Andi mengatakan, perbaikan dan pengukuran penting dilakukan karena di wilayah barat yaitu Samudera Hindia ada Dipole Mode yang mempengaruhi musim kering dan musim hujan di daerah barat.

Sementara di wilayah timur, iklim ekstrim dipengaruhi oleh La Nina dan El Nino serta monsoon.

"Terutama di barat kita harus memprediksi, tanpa informasi itu akan sulit kita dapat karena kita hanya miliki beberapa stasiun maritim tapi tersebar. Lewat InaPRIM akan memperkuat pendataan," katanya.
       
Dia mengatakan, kelengkapan informasi maritim yang dimiliki BMKG masih minim bukan hanya karena jumlah stasiun pemantaunya tapi juga sedikitnya informasi parameter yang ada sedangkan wilayah laut Indonesia sangat luas sekitar empat juta kilometer.

Untuk itu InaPRIMA juga melibatkan tim dari badan cuaca Amerika (NOAA) yang akan ikut selama pelayaran sejak 16 April-15 Mei 2015.

"Kita akan berbagi data karena memang mereka membantu dengan peralatan yang tidak kita miliki," ujar Andi Eka Sakya.

Pewarta: Desi Purnamawati

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015