Emas menguat lagi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), mencatat kenaikan untuk hari ketiga berturut-turut, didorong kejatuhan dolar dan harapan investor akan terobosan dalam negosiasi paket bantuan baru virus corona Amerika Serikat.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, naik lagi 10,9 dolar AS atau 0,6 persen menjadi ditutup pada 1.841,10 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Rabu (2/12), emas berjangka terangkat 11,3 dolar AS atau 0,62 persen menjadi 1.830,20 dolar AS.

Emas berjangka melonjak 38 dolar AS atau 2,13 persen menjadi 1.818,90 dolar AS pada Selasa (1/12), setelah turun 7,2 dolar AS atau 0,4 persen menjadi 1.780,90 dolar AS pada Senin (30/11), tingkat terendah sejak 2 Juli, dan anjlok 23,10 dolar AS atau 1,28 persen menjadi 1.788,10 dolar AS pada Jumat (27/11).

Anggota parlemen AS berusaha menuntaskan kesepakatan tentang bantuan untuk ekonomi AS yang sedang sakit dengan tanda-tanda bahwa proposal bipartisan senilai 908 miliar dolar AS mendapatkan daya tarik, sementara Presiden AS Donald Trump menyatakan dukungan untuk RUU bantuan.

Presiden terpilih Joe Biden yang akan berkuasa di Washington dapat menyebabkan lebih banyak stimulus, kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Baca juga: Rupiah menguat 2 poin pada Jumat pagi

Tetapi pada akhirnya, "pasar emas mengharapkan lebih banyak stimulus" daripada yang dinegosiasikan, tambahnya, membatasi kenaikan emas.

Optimisme seputar kesepakatan stimulus dan kemajuan vaksin COVID-19 membuat indeks dolar mendekati level terendah lebih dari dua tahun, meningkatkan daya tarik emas di antara investor yang memegang mata uang lain.

"Pembicaraan stimulus dan pelemahan dolar lebih lanjut memberikan lebih banyak dukungan untuk emas," kata analis StoneX, Rhona O'Connell dalam sebuah catatan.

Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, telah meningkat lebih dari 21 persen tahun ini, diuntungkan dari suku bunga yang mendekati nol dan risiko inflasi yang lebih tinggi yang kemungkinan besar dihasilkan dari stimulus besar-besaran secara global untuk meredakan pukulan ekonomi dari pandemi.

Emas menemukan dukungan tambahan ketika Institute for Supply Management (ISM) pada Kamis (3/12) melaporkan bahwa indeks non-manufaktur berada di 55,9 persen pada November, turun dari 56,6 persen pada Oktober.

Kenaikan emas juga agak terbatas setelah laporan pengangguran mingguan menunjukkan bahwa orang Amerika yang mencari klaim tunjangan pengangguran turun menjadi 712.000 minggu lalu, kurang dari 787.000 klaim yang diajukan pada minggu sebelumnya.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 5,7 sen atau 0,24 persen menjadi ditutup pada 24,137 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 26,5 dolar AS atau 2,62 persen menjadi menetap di 1.038,6 dolar AS per ounce.

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020