Wina (Antara/Reuters/Antara Megapolitan) - Austria mendakwa seorang bocah lelaki berumur 14 tahun dengan tindak pidana terorisme setelah ia mencari dalam talian cara membuat bom dan berhubungan dengan kelompok keras pendukung Negara Islam di Suriah, kata jaksa, Selasa.
Remaja berasal dari keluarga Turki itu ditahan untuk kedua kali pada Januari atas dugaan kegiatan terkait terorisme.
Menurut Kementerian Dalam Negeri, lebih dari 170 orang meninggalkan Austria untuk ikut berperang di Timur Tengah, beberapa di antaranya tewas. Kekhawatiran mengenai serangan semakin meningkat di Eropa, terutama setelah serangan kelompok bersenjata menewaskan 17 orang di Paris.
Pihak berwenang mendasarkan dakwaannya pada data yang ditemukan di permainan Playstation bocah tersebut, termasuk rencana pembuatan bom yang diunduh dari internet, kata jurubicara kejaksaan di Sankt Poelten, ibukota provinsi Austria Hilir.
Anak tersebut diancam hukuman hingga lima tahun penjara jika terbukti mendukung organisasi teroris dan merencanakan serangan.
Penerjemah: S. Haryati/B. Soekapdjo.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
Remaja berasal dari keluarga Turki itu ditahan untuk kedua kali pada Januari atas dugaan kegiatan terkait terorisme.
Menurut Kementerian Dalam Negeri, lebih dari 170 orang meninggalkan Austria untuk ikut berperang di Timur Tengah, beberapa di antaranya tewas. Kekhawatiran mengenai serangan semakin meningkat di Eropa, terutama setelah serangan kelompok bersenjata menewaskan 17 orang di Paris.
Pihak berwenang mendasarkan dakwaannya pada data yang ditemukan di permainan Playstation bocah tersebut, termasuk rencana pembuatan bom yang diunduh dari internet, kata jurubicara kejaksaan di Sankt Poelten, ibukota provinsi Austria Hilir.
Anak tersebut diancam hukuman hingga lima tahun penjara jika terbukti mendukung organisasi teroris dan merencanakan serangan.
Penerjemah: S. Haryati/B. Soekapdjo.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015