Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi, Jawa Barat, mengenalkan model rumah aman gempa (retropitting) berbasis masyarakat kepada mitra pemerintah maupun dunia usaha.
"Rumah aman gempa secara sederhana ini adalah rumah yang dibangun mengikuti kaidah keteknikan dan harmoni dengan alam," kata Konsultan Retropitting Expert Palang Merah Amerika Arwin sulaksono dalam kegiatan rapat kerja kemitraan yang diselenggarakan PMI di salah satu hotel di Kota Sukabumi, Kamis.
Baca juga: PMI Kota Sukabumi inisiasi susun SOP kesiapsiagaan dan tanggap darurat gempa bumi
Menurutnya, pengenalan konsep rumah aman gempa bumi ini untuk mendukung program kesiapsiagaan gempa bumi yang sedang dilaksanakan di Kota Sukabumi oleh PMI melalui dukungan Palang Merah Amerika (Amcross) dan USAID
Menurut dia, kondisi saat ini di masyarakat banyak yang kurang paham tentang pentingnya rumah aman gempa, serta ketidaktahuan dan pengabaian meningkatkan kerentanan.
Harus diakui, kata dia, kondisi saat ini warga lebih mengutamakan keindahan rumah dari pada memperhatikan aspek keamanan terlebih kerentanan makin meningkat pada pemukiman padat penduduk perkotaan.
Baca juga: PMI kenalkan aplikasi petabencana.id kepada masyarakat
Maka dari itu, katanya, sosialsasi tentang rumah aman gempa ini perlu dilakukan agar masyarakat mengetahui teknik retropitting agar saat mendirikan bangunan, khususnya rumah, tidak mengabaikan keamanan, apalagi Kota Sukabumi merupakan salah satu daerah rawan terjadi gempa bumi.
Ia menjelaskan dalam ilmu konstruksi terdapat istilah retrofitting, yaitu metode atau teknik untuk melengkapi bangunan dengan memodifikasi atau merestore dengan menambah bagian struktur sehingga lebih kuat menanggung beban gempa.
Sementara Ketua PMI Kota Sukabumi Suranto Sumowiryo menambahkan dalam rapat kerja kemitraan ini pihaknya sengaja mengajak semua unsur untuk terlibat aktif dalam upaya kesiapsiagaan bencana, khususnya potensi bencana gempa bumi di wilayah Kota Sukabumi
Baca juga: PMI Kota Sukabumi susun SOP kesiapsiagaan hadapi gempa bumi
Kemitraan dan kerja sama menjadi kata kunci ketika membicarakan tentang kolaborasi multipihak terhadap kebencanaan, termasuk di dalamnya adalah keterlibatan sektor private.
Ada begitu banyak potensi yang bisa digali dengan melibatkan dunia usaha terkait dengan upaya pengurangan risiko bencana (PRB), terutama dalam kesiapsiagaan gempa bumi.
"Gempa bumi bisa terjadi kapan saja, maka kolaborasi seluruh pihak harus dilakukan dan yang terpenting masyarakat mengetahui langkah apa saja jika terjadi gempa serta saat membangun rumah ada beberapa aspek yang harus diterapkan agar rumahnya itu aman dari gempa," ujarnya.
Dalam kegiatan itu dihadiri oleh sejumlah peserta, baik dari perwakilan pemerintah, seperti BPBD, PUPR, serta perwakilan sektor dunia usaha, seperti perbankkan serta Asosiasi Pengembang Perumahan Kota Sukabumi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
"Rumah aman gempa secara sederhana ini adalah rumah yang dibangun mengikuti kaidah keteknikan dan harmoni dengan alam," kata Konsultan Retropitting Expert Palang Merah Amerika Arwin sulaksono dalam kegiatan rapat kerja kemitraan yang diselenggarakan PMI di salah satu hotel di Kota Sukabumi, Kamis.
Baca juga: PMI Kota Sukabumi inisiasi susun SOP kesiapsiagaan dan tanggap darurat gempa bumi
Menurutnya, pengenalan konsep rumah aman gempa bumi ini untuk mendukung program kesiapsiagaan gempa bumi yang sedang dilaksanakan di Kota Sukabumi oleh PMI melalui dukungan Palang Merah Amerika (Amcross) dan USAID
Menurut dia, kondisi saat ini di masyarakat banyak yang kurang paham tentang pentingnya rumah aman gempa, serta ketidaktahuan dan pengabaian meningkatkan kerentanan.
Harus diakui, kata dia, kondisi saat ini warga lebih mengutamakan keindahan rumah dari pada memperhatikan aspek keamanan terlebih kerentanan makin meningkat pada pemukiman padat penduduk perkotaan.
Baca juga: PMI kenalkan aplikasi petabencana.id kepada masyarakat
Maka dari itu, katanya, sosialsasi tentang rumah aman gempa ini perlu dilakukan agar masyarakat mengetahui teknik retropitting agar saat mendirikan bangunan, khususnya rumah, tidak mengabaikan keamanan, apalagi Kota Sukabumi merupakan salah satu daerah rawan terjadi gempa bumi.
Ia menjelaskan dalam ilmu konstruksi terdapat istilah retrofitting, yaitu metode atau teknik untuk melengkapi bangunan dengan memodifikasi atau merestore dengan menambah bagian struktur sehingga lebih kuat menanggung beban gempa.
Sementara Ketua PMI Kota Sukabumi Suranto Sumowiryo menambahkan dalam rapat kerja kemitraan ini pihaknya sengaja mengajak semua unsur untuk terlibat aktif dalam upaya kesiapsiagaan bencana, khususnya potensi bencana gempa bumi di wilayah Kota Sukabumi
Baca juga: PMI Kota Sukabumi susun SOP kesiapsiagaan hadapi gempa bumi
Kemitraan dan kerja sama menjadi kata kunci ketika membicarakan tentang kolaborasi multipihak terhadap kebencanaan, termasuk di dalamnya adalah keterlibatan sektor private.
Ada begitu banyak potensi yang bisa digali dengan melibatkan dunia usaha terkait dengan upaya pengurangan risiko bencana (PRB), terutama dalam kesiapsiagaan gempa bumi.
"Gempa bumi bisa terjadi kapan saja, maka kolaborasi seluruh pihak harus dilakukan dan yang terpenting masyarakat mengetahui langkah apa saja jika terjadi gempa serta saat membangun rumah ada beberapa aspek yang harus diterapkan agar rumahnya itu aman dari gempa," ujarnya.
Dalam kegiatan itu dihadiri oleh sejumlah peserta, baik dari perwakilan pemerintah, seperti BPBD, PUPR, serta perwakilan sektor dunia usaha, seperti perbankkan serta Asosiasi Pengembang Perumahan Kota Sukabumi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020