PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mencatat kenaikan volume penjualan sebanyak 43,4 persen pada periode triwulan ketiga tahun 2020, dibandingkan periode sebelumnya.
"Indocement mencatat pemulihan yang signifikan, sehingga marjin laba kotor atas pendapatan termasuk EBITDA (penghasilan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) ikut meningkat," kata Direktur Indocement Antonius Marcos dalam webinar Paparan Publik 2020 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk secara virtual yang dipantau Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/11) petang.
Baca juga: Indocement gelar "Goes to Campus" secara virtual peringati Hari Bangun
Dalam webinar bersama Direktur Utara (Dirut) Indocement Christian Kartawijaya, ia menjelaskan pangsa pasar Indocement pada triwulan ketiga meningkat jadi 26 persen, dibanding periode sebelumnya yang hanya 25,7 persen.
Pertumbuhan tersebut didukung pangsa pasar di Jawa yang meningkat 0,6 persen dan luar Jawa meningkat 0,8 persen.
Selain itu, kata dia, pada tahun 2020 ini pabrik Indocemenet yang di Tarjun, Kabupaten Kotabari, Kalimantan Selatan telah pulih dan beroperasi normal di triwulan ketiga, dibandingkan tahun 2019 di mana perusahaan harus menghentikan operasional selama tiga hingga empat bulan disebabkan ada perbaikan pembangkit tenaga listrik.
Baca juga: Indocement bantu makanan tambahan untuk perkuat imunitas warga Bogor
Dikemukakannya bahwa pendapatan bersih Indocement pada periode ini turun 10,6 persen menjadi Rp10,149 miliar dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019, yakni Rp11,347 miliar, disebabkan oleh kombinasi volume penjualan dan harga jual rata-rata yang lebih rendah.
Ia menyebutkan beban pokok pendapatan pada periode ini juga menurun 12,5 persen dari Rp7,670 miliar menjadi Rp6,712 miliar, dampak dari penurunan volume penjualan dan penurunan harga batu bara.
"Termasuk upaya penghematan yang berkelanjutan pada biaya produksi seperti peningkatan penggunaan batu bara bernilai kalori rendah (LCV) dan bahan bakar alternatif," katanya.
Baca juga: Indocement gandeng salah satu kampung ramah lingkungan di Bogor sosialisasikan hemat energi
Kemudian, laba bersih pada periode ini turun 5 persen menjadi Rp1,116 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp1,175 miliar. Menurutnya, persentase penurunan ini lebih rendah dari penurunan total pendapatan karena penghematan biaya dan upaya efisiensi, demikian Antonius Marcos.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
"Indocement mencatat pemulihan yang signifikan, sehingga marjin laba kotor atas pendapatan termasuk EBITDA (penghasilan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) ikut meningkat," kata Direktur Indocement Antonius Marcos dalam webinar Paparan Publik 2020 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk secara virtual yang dipantau Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/11) petang.
Baca juga: Indocement gelar "Goes to Campus" secara virtual peringati Hari Bangun
Dalam webinar bersama Direktur Utara (Dirut) Indocement Christian Kartawijaya, ia menjelaskan pangsa pasar Indocement pada triwulan ketiga meningkat jadi 26 persen, dibanding periode sebelumnya yang hanya 25,7 persen.
Pertumbuhan tersebut didukung pangsa pasar di Jawa yang meningkat 0,6 persen dan luar Jawa meningkat 0,8 persen.
Selain itu, kata dia, pada tahun 2020 ini pabrik Indocemenet yang di Tarjun, Kabupaten Kotabari, Kalimantan Selatan telah pulih dan beroperasi normal di triwulan ketiga, dibandingkan tahun 2019 di mana perusahaan harus menghentikan operasional selama tiga hingga empat bulan disebabkan ada perbaikan pembangkit tenaga listrik.
Baca juga: Indocement bantu makanan tambahan untuk perkuat imunitas warga Bogor
Dikemukakannya bahwa pendapatan bersih Indocement pada periode ini turun 10,6 persen menjadi Rp10,149 miliar dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019, yakni Rp11,347 miliar, disebabkan oleh kombinasi volume penjualan dan harga jual rata-rata yang lebih rendah.
Ia menyebutkan beban pokok pendapatan pada periode ini juga menurun 12,5 persen dari Rp7,670 miliar menjadi Rp6,712 miliar, dampak dari penurunan volume penjualan dan penurunan harga batu bara.
"Termasuk upaya penghematan yang berkelanjutan pada biaya produksi seperti peningkatan penggunaan batu bara bernilai kalori rendah (LCV) dan bahan bakar alternatif," katanya.
Baca juga: Indocement gandeng salah satu kampung ramah lingkungan di Bogor sosialisasikan hemat energi
Kemudian, laba bersih pada periode ini turun 5 persen menjadi Rp1,116 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp1,175 miliar. Menurutnya, persentase penurunan ini lebih rendah dari penurunan total pendapatan karena penghematan biaya dan upaya efisiensi, demikian Antonius Marcos.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020