Sukabumi, (Antara Megapolitan) - Data Komisi Penanggulangan AIDS atau KPA Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat hingga akhir Desember 2014 menyebutkan terdapat 130 kasus baru penyebaran HIV yang seluruhnya warga setempat.

"Dari data tersebut, 70 orang ditemukan berdasarkan hasil pemeriksaan kami di KPA dan 60 orang lainnya berdasarkan laporan dari beberapa rumah sakit dan lembaga dari luar Kabupaten Sukabumi," kata Seketaris KPA Kabupaten Sukabumi, Asep Surahman kepada Antara di Sukabumi, Kamis

Menurutnya, pada tahun ini pihaknya masih melakukan pendataan karena pengumpulan data dilakukan setiap tiga bulan sekali. Namun, diperkirakan jumlah penderita HIV dan AIDS akan bertambah, karena penyakit ini belum ada obatnya.

Namun, baru satu balita yang terduga tertular HIV yang dikarenakan kedua orang tuanya pengidap HIV.

Hingga saat ini, pihaknya masih melakukan pemeriksaan kesehatan si bayi yang baru lahir belum sepekan ini dan diharapkan tidak tertular virus yang merusaka atau menggerogoti daya tahan tubuh manusia ini.

Selain itu, setelah hasil pemeriksaan kesehatan si bayi diketahui maka pihaknya akan langsung melakukan tindakan.

"Saat ini sudah ada berbagai metode untuk mengantisipasi terjadinya penularan HIV dari orang tua ke si anak, dan progam ini sudah banyak yang berhasil walaupun kedua orang tuanya positif HIV tetapi anaknya negatif HIV.

Selain itu, pada 2014 ditemukan empat balita tertular HIV yang dikarenakan ibunya positif HIV," tambahnya.

Di sisi lain, sejak 2004 ada sedikitnya 230 orang yang terjangkit HIV dan AIDS dari jumlah tersebut baru 120 orang yang ditangani dan rutin melakukan terapi ARV dan sisanya belum mendapatkan penanganan.

Tetapi, yang terpenting saat ini adalah penanggulangan dan menekan jumlah penyebaran HIV, karena HIV tidak bisa diberantas.

Upaya yang terus dilakukan seperti membuat komunitas peduli HIV/AIDS disamping sosialisasi bahaya dan cara penyebaran HIV. Untuk saat ini penyebaran HIV mayoritas karena hubungan seksual.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015