Harga emas naik lagi pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), mencatatkan minggu terbaiknya sejak Juli, saat dolar melemah dan meningkatnya peluang kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden AS mendorong harapan untuk RUU bantuan virus corona yang lebih besar.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Exchange, bertambah 4,9 dolar AS atau 0,25 persen menjadi ditutup pada 1.951,70 dolar AS per ounce.
Pada Kamis (5/11/2020), emas berjangka melambung 50,6 dolar AS atau 2,67 persen menjadi 1.946,80 dolar AS, kembali bertengger di atas level psikologis 1.900 dolar AS, setelah merosot 14,2 dolar AS atau 0,74 persen menjadi 1.896,2 dolar AS pada Rabu (4/11/2020).
"Devaluasi dolar AS telah mendorong harga emas ke level tertinggi enam minggu, juga beberapa permintaan safe-haven di tengah ketidakpastian pemilihan presiden dan meningkatnya kasus COVID," kata analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.
Baca juga: Kurs Rupiah akhir pekan positif ditopang sentimen eksternal dan domestik
"Pasar memperhitungkan kemenangan Biden, (yang) akan mengarah pada lebih banyak program stimulus pemerintah dan itu dapat menyebabkan inflasi harga yang bermasalah di kemudian hari dan juga menurunkan nilai dolar."
Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, telah meningkat 28 persen tahun ini didukung oleh stimulus global besar-besaran untuk membantu ekonomi yang dilanda virus corona.
Membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, dolar bertahan di dekat level terendah dua bulan. Indeks dolar AS minggu ini menandai penurunan mingguan tertajam sejak 27 Maret.
Joe Biden dari Partai Demokrat semakin mendekati Gedung Putih, sementara Presiden Republik Donald Trump tanpa bukti mengklaim bahwa pemilihan itu "dicuri" darinya, bahkan ketika suara masih dihitung di negara bagian-negara bagian utama.
"Meskipun ketidakpastian pemilu AS yang terus berlanjut menghilangkan prospek paket stimulus langsung, pasar percaya bahwa pada akhirnya akan datang, dan mungkin itulah sebabnya emas bergerak naik," kata analis ED&F Man Capital Markets, Edward Meir.
“Kami memiliki kesempatan yang layak untuk mencapai 2.000 dolar AS per ounce pada akhir bulan jika tidak lebih awal.”
Angka ekonomi positif yang dirilis pada Jumat (6/11/2020) agak membatasi kenaikan emas. Data menunjukkan gaji nonpertanian AS meningkat 638.000 pekerjaan bulan lalu, sementara tingkat pengangguran turun menjadi 6,9 persen dari 7,9 persen pada September.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 47,1 sen atau 1,87 persen menjadi ditutup pada 25,662 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 0,5 dolar AS atau 0,06 persen menjadi ditutup pada 899,4 dolar AS per ounce.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Exchange, bertambah 4,9 dolar AS atau 0,25 persen menjadi ditutup pada 1.951,70 dolar AS per ounce.
Pada Kamis (5/11/2020), emas berjangka melambung 50,6 dolar AS atau 2,67 persen menjadi 1.946,80 dolar AS, kembali bertengger di atas level psikologis 1.900 dolar AS, setelah merosot 14,2 dolar AS atau 0,74 persen menjadi 1.896,2 dolar AS pada Rabu (4/11/2020).
"Devaluasi dolar AS telah mendorong harga emas ke level tertinggi enam minggu, juga beberapa permintaan safe-haven di tengah ketidakpastian pemilihan presiden dan meningkatnya kasus COVID," kata analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.
Baca juga: Kurs Rupiah akhir pekan positif ditopang sentimen eksternal dan domestik
"Pasar memperhitungkan kemenangan Biden, (yang) akan mengarah pada lebih banyak program stimulus pemerintah dan itu dapat menyebabkan inflasi harga yang bermasalah di kemudian hari dan juga menurunkan nilai dolar."
Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, telah meningkat 28 persen tahun ini didukung oleh stimulus global besar-besaran untuk membantu ekonomi yang dilanda virus corona.
Membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, dolar bertahan di dekat level terendah dua bulan. Indeks dolar AS minggu ini menandai penurunan mingguan tertajam sejak 27 Maret.
Joe Biden dari Partai Demokrat semakin mendekati Gedung Putih, sementara Presiden Republik Donald Trump tanpa bukti mengklaim bahwa pemilihan itu "dicuri" darinya, bahkan ketika suara masih dihitung di negara bagian-negara bagian utama.
"Meskipun ketidakpastian pemilu AS yang terus berlanjut menghilangkan prospek paket stimulus langsung, pasar percaya bahwa pada akhirnya akan datang, dan mungkin itulah sebabnya emas bergerak naik," kata analis ED&F Man Capital Markets, Edward Meir.
“Kami memiliki kesempatan yang layak untuk mencapai 2.000 dolar AS per ounce pada akhir bulan jika tidak lebih awal.”
Angka ekonomi positif yang dirilis pada Jumat (6/11/2020) agak membatasi kenaikan emas. Data menunjukkan gaji nonpertanian AS meningkat 638.000 pekerjaan bulan lalu, sementara tingkat pengangguran turun menjadi 6,9 persen dari 7,9 persen pada September.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 47,1 sen atau 1,87 persen menjadi ditutup pada 25,662 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 0,5 dolar AS atau 0,06 persen menjadi ditutup pada 899,4 dolar AS per ounce.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020