Jakarta (Antara-Megapolitan-Bogor) - Pemerintah dan rakyat Indonesia menyampaikan rasa simpati dan belasungkawa atas terjadinya bencana badai di negara Kepulauan Vanuatu yang menewaskan sedikitnya delapan orang.

"Pagi ini, Ibu Menteri Luar Negeri (Retno LP Marsudi) sudah bicara dengan Menteri Luar Negeri Vanuatu untuk menyampaikan rasa simpati dan belasungkawa atas terjadinya badai yang sangat dahsyat," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir di Jakarta, Senin.

Menurut Arrmanatha, Presiden RI Joko Widodo juga telah berupaya untuk menghubungi Perdana Menteri Vanuatu, namun upaya itu tidak berhasil karena adanya gangguan sambungan komunikasi akibat badai itu.

"Bapak Presiden juga berkeinginan untuk berbicara dengan Perdana Menteri Vanuatu. Namun demikian, sambungan telepon di Vanuatu masih belum bisa karena masih rusak, jadi belum bisa berhubungan," ujar dia.

Terkait situasi itu, kata dia, Indonesia telah menyampaikan kesiapan dan kesediaan untuk membantu pemerintah dan rakyat Vanuatu.

"Namun, kami masih menunggu (kabar) dari pemerintah Vanuatu, apa yang dibutuhkan. Kami akan memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan pemerintah dan rakyat Vanuatu," ungkap Arrmanatha.

Dia menyebutkan, setelah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar RI (KBRI) di Canberra, pihaknya mendapat laporan bahwa ada sekitar sepuluh warga negara Indonesia (WNI) di Vanuatu dan sampai saat ini semua WNI selamat dari badai tersebut.

Sebelumnya, sedikitnya delapan orang tewas di negara Kepulauan Vanuatu akibat terjangan badai Pam Samudera Pasifik, yang juga merusak bagunan dan menumbangkan pohon.

Badai Pam yang menerjang dengan kecepatan 340 kilometer perjam itu membuat Vanuatu terisolasi, memutuskan komunikasi dan menyebabkan ancaman kelaparan.

"Rasanya seperti akhir dari dunia, mirip ledakan bom di tengah kota. Kehancuran di mana-mana dan tidak ada air," kata juru bicara organisasi PBB untuk anak-anak dan pemuda (UNICEF) Alice Clements.

Gambar dari satelit memperlihatkan badai tersebut melingkupi hampir seluruh wilayah Vanuatu, negara sepanjang 2.000 kilometer dengan 83 pulau berpenduduk 260.000 orang di sebelah timur laut Brisbane, Australia.

Saksi mengatakan tinggi air laut mencapai delapan meter dan banjir melingkupi ibu kota Vanuatu, Port Vila, setelah hantaman badai kategori lima tersebut.

Tentang keadaan di Vanuatu, organisasi memanusiaan World Vision menyebutkan bahwa jalanan dipenuhi peohonan yang tumbang dan lahan pertanian hancur.

"Pepohonan tumbang bergeletakan di jalanan. Kejadian itu memerlukan tanggapan lama dan berkelanjutan sebab lahan pertanian, yang menjadi sumber utama makanan dan pencaharian penduduk, hancur karena badai ini," kata juru bicara World Vision Chloe Morrison.

Badan bantuan menyatakan badai seperti ini adalah yang pertama terjadi di Vanuatu, dan merupakan salah satu bencana badai terburuk di kawasan Pasifik.

Mereka juga mengatakan bahwa badai di Vanuatu hanya bisa dibandingkan dengan Topan Haiyan yang menghantam Filipina pada 2013 dan menewaskan lebih dari 6.000 orang.

Penerjemah: H. Wahyudono.

Pewarta: Yuni Arisandy

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015