Emas naik tipis pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), mencatat kenaikan untuk hari kedua berturut-turut, ketika dolar AS melemah dan harapan untuk paket bantuan virus corona AS menjelang pemilihan presiden mendorong daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, bertambah 3,7 dolar AS atau 0,19 persen menjadi ditutup pada 1.915,40 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya (19/10/2020), emas berjangka naik 5,3 dolar AS atau 0,28 persen menjadi 1.911,70 dolar AS.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan Steve Mnuchin "terus mempersempit perbedaan mereka" tentang paket stimulus, kata juru bicara Pelosi, Drew Hammill.
Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, telah melonjak 26 persen tahun ini di tengah tingkat stimulus global yang belum pernah terjadi sebelumnya selama pandemi.
Indeks dolar tergelincir 0,4 persen terhadap para pesaingnya ke level terendah sejak 21 September, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
"Dalam beberapa hari terakhir, tidak ada banyak volatilitas pada emas ketika investor menunggu pendorong baru untuk pasar," kata kepala analis ActivTrades, Carlo Alberto De Casa, dalam sebuah catatan.
"Hanya kenaikan yang jelas di atas 1.930 dolar AS yang akan memberikan kekuatan baru pada harga," katanya, menambahkan bahwa meskipun tren kenaikan tampaknya telah berhenti, "itu pasti belum mati".
Investor sekarang menunggu debat terakhir antara Presiden AS Donald Trump dan penantang Demokrat Joe Biden pada Kamis (22/10/2020).
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 28,2 sen atau 1,14 persen menjadi ditutup pada 24,98 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 13,8 dolar AS atau 1,6 persen menjadi menetap pada 877,3 dolar AS per ounce.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, bertambah 3,7 dolar AS atau 0,19 persen menjadi ditutup pada 1.915,40 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya (19/10/2020), emas berjangka naik 5,3 dolar AS atau 0,28 persen menjadi 1.911,70 dolar AS.
Emas berjangka melemah 2,5 dolar AS atau 0,13 persen menjadi 1.906,40 dolar AS per ounce pada Jumat lalu (16/10/2020), setelah naik tipis 1,6 dolar AS atau 0,08 persen menjadi 1.908,90 dolar AS pada Kamis (15/10/2020), dan bertambah 12,7 dolar AS atau 0,67 persen menjadi 1.907,30 dolar AS pada Rabu (14/10/2020).
“Pasar emas berada dalam mode menunggu dan melihat sehubungan dengan rencana stimulus. Tampaknya Partai Republik dan Demokrat masih berselisih tentang topik-topik tertentu dalam bahasa tersebut,” kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan Steve Mnuchin "terus mempersempit perbedaan mereka" tentang paket stimulus, kata juru bicara Pelosi, Drew Hammill.
Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, telah melonjak 26 persen tahun ini di tengah tingkat stimulus global yang belum pernah terjadi sebelumnya selama pandemi.
Indeks dolar tergelincir 0,4 persen terhadap para pesaingnya ke level terendah sejak 21 September, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
"Dalam beberapa hari terakhir, tidak ada banyak volatilitas pada emas ketika investor menunggu pendorong baru untuk pasar," kata kepala analis ActivTrades, Carlo Alberto De Casa, dalam sebuah catatan.
"Hanya kenaikan yang jelas di atas 1.930 dolar AS yang akan memberikan kekuatan baru pada harga," katanya, menambahkan bahwa meskipun tren kenaikan tampaknya telah berhenti, "itu pasti belum mati".
Investor sekarang menunggu debat terakhir antara Presiden AS Donald Trump dan penantang Demokrat Joe Biden pada Kamis (22/10/2020).
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 28,2 sen atau 1,14 persen menjadi ditutup pada 24,98 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 13,8 dolar AS atau 1,6 persen menjadi menetap pada 877,3 dolar AS per ounce.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020