PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) mendistribusikan bantuan alat produksi bagi warga yang berada di wilayah tujuan wisata Geopark Ciletuh, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Bantuan peralatan produksi tersebut berupa mesin pengolah mangga menjadi keripik untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) Saluyu dan sarana budidaya hortikultura sistem hidroponik kepada Ikatan Homestay Ciletuh (IHC).
"Pendistribusian bantuan ini merupakan program Bina Lingkungan kami (PT Jamkrindo) yang merupakan kelanjutan program pemberdayaan di wilayah Unesco Global Geopark Ciletuh Palabuhanratu," kata Direktur Utama PT Jamkrindo Randi Anto di Sukabumi, Rabu.
Baca juga: Jamkrindo salurkan bantuan untuk korban banjir bandang di Cicurug Sukabumi
Menurutnya, perusahaan berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini sudah memulai gerakan pemberdayaan masyarakat di Geopark Ciletuh sejak 2019 dan akan terus berlanjut hingga 2022 sesuai nota kesepahaman yang ditandatangani oleh direksi Jamkrindo dengan Bupati Sukabumi Marwan Hamami pada saat itu.
Pemberdayaan masyarakat adalah bagian dari upaya Jamkrindo dalam berkontribusi mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDG’s. Sebagai perusahaan penjaminan kredit yang bisnisnya juga berkaitan dengan masyarakat, pihaknya ingin ikut berkontribusi langsung.
Bantuan mesin pengolah mangga untuk anggota UKM Saluyu ini tentunya sebagai upaya membantu dalam meningkatkan produksi, apalagi sebagian anggota UKM tersebut merupakan mantan tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.
Mantan pahlawan devisa tersebut memilih pulang kampung untuk membuka usaha di tengah terus meningkatnya popularitas Geopark Ciletuh di dunia pariwisata nasional hingga mancanegara.
Baca juga: PT Jamkrindo bantu bangkitkan kembali dunia pariwisata Sukabumi
Lanjut dia, Jamkrindo dan UKM Saluyu sejak awal 2020 melakukan diskusi intensif untuk mencari ide usaha berbasis bahan baku lokal yang akhirnya disepakati untuk memberi nilai tambah pada mangga yang merupakan salah satu komoditas lokal di Geopark Ciletuh.
Data dari Kecamatan Ciemas, kebun mangga milik masyarakat di wilayah tersebut luasnya hingga 200 hektare dengan produksi ratusan ton selama masa puncak panen.
Setiap kali panen raya, harga mangga selalu jatuh karena tidak terserap pasar, maka dari itu UKM Saluyu berinisiatif menjaga harga di tingkat petani dengan mengolah mangga untuk dijadikan keripik yang tentunya nilai jualnya lebih tinggi, sehingga pendapatan warga bertambah.
Selain mesin pengolah itu, bantuan lainnya dalam memberdayakan masyarakat Geopark Ciletuh berupa prasarana budidaya hortikultura secara hidroponik yang diserahkan kepada Asosiasi Homestay Ciletuh.
Bantuan itu untuk memberikan nilai tambah bagi homestay yang selama ini menjadi tempat singgah dan menginap wisatawan yang berkunjung ke wilayah Geopark Ciletuh.
"Selain menjadi sumber bahan makanan untuk wisatawan, budidaya sayuran secara hidroponik itu juga bisa menjadi sarana edukasi bagi wiatawan yang menginap. Sehingga pengunjung yang datang ke Geopark Ciletuh ini tidak hanya sebatas untuk berwisata saja, tetapi bisa belajar tentang pertanian hidroponik," tambahnya.
Baca juga: Perum Jamkrindo tanam ratusan pohon di kawasan Geopark Ciletuh Sukabumi
Randi Anto mengatakan selain memberikan program Bina Lingkungan, PT Jamkrindo juga memulai proses penyaluran Program Kemitraan untuk anggota IHC.
Para anggotanya itu membutuhkan tambahan modal untuk meningkatkan skala usaha karena jumlah wisatawan yang berkunjung ke objek wisata andalan Kabupaten Sukabumi ini terutama pada akhir pekan dan hari libur meningkat.
Di sisi lain, terkait bisnis korporasi PT Jamkrindo juga berpartipasi pada Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Sampai dengan Selasa, (13/10) perusahaan ini telah menjamin 236.471 debitur Kredit Modal Kerja (KMK) dalam rangka program PEN.
Jamkrindo telah merealisasikan penjaminan PEN sebesar RP4,625 triliun dengan rincian PT Jamkrindo sebesar Rp3,607 triliun dan Jamkrindo Syariah Rp 1,018 triliun. PT Jamkrindo merupakan perusahaan penjaminan kredit yang saat ini merupakan anggota holding Indonesia Financial Group (IFG) dengan induk holding PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero).
Sebagai perusahaan penjaminan terbesar di Indonesia, pihaknya berkomitmen untuk memberikan penjaminan bagi para mitra perbankan dan lembaga keuangan nonbank.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020