Berlin (Antara/Xinhua-OANA/ANTARA BPJ-Bogor) - Sebanyak dua ratus mujahid yang terlibat dalam perang di Irak dan Suriah telah kembali ke Jerman, sehingga dikhawatirkan menimbulkan ancaman serangan di negeri itu, kata seorang pejabat senior intelijen Jerman pada Rabu (24/2).

"Kami harus memperkirakan bahwa kami juga akan menjadi sasaran serangan ..., dan kami harus melakukan pengaturan," kata Hans-Georg Maassen, Presiden Kantor Federal Jerman bagi Perlindungan Konstitusi.

Menurut Maassen, sebanyak 70 mujahid yang kembali dicurigai ikut dalam kegiatan perang dan kejahatan serius di wilayah konflik.

Namun pengawasan sulit dilakukan, katanya. "Pengawasan sepanjang waktu nyaris tak mungkin," kata Maassen di dalam satu konferensi polisi Eropa di Berlin, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi. Ia menambahkan tak ada bukti mengenai rencana serangan khusus.

Dinas Intelijen Dalam Negeri Jerman memperkirakan enam-ratus pemuda sejauh ini telah pergi ke Irak dan Suriah, tempat Negara Islam (IS) menguasai banyak wilayah. Sebanyak 70 di antara mereka telah tewas.

Namun pada Kamis (19/2) IS kehilangan 19 desa di pinggiran Provinsi Ar-Raqqa, Ibu Kota de fakto kelompok tersebut di Suriah Utara akibat serangan gerilyawan Kurdi dan kelompok penentang pemerintah, kata Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia.

Serangan itu dilancarkan sebagai bagian dari serangan balasan suku Kurdi dan kelompok gerilyawan yang bersekutu dengan mereka terhadap Kota Ayn Al-Arab, atau Kobane, yang kebanyakan penghuninya adalah suku Kurdi, di Suriah Utara, terhadap petempur IS, kata Observatorium tersebut --yang berpusat di Inggris.

Observatorium itu menyatakan petempur Kurdi belum lama ini merebut 242 desa yang sebelumnya telah jatuh ke tangan IS di sekitar Kobane, termasuk 19 desa di Provinsi Ar-Raqqa.

Anggota IS melancarkan serangan mereka terhadap Kobane pada penghujung tahun lalu, tapi orang Kurdi dari Satuan Perlindungan Rakyat (YPG), dan gerilyawan sekutunya, dengan dukungan serangan udara dari koalisi anti-teror pimpinan AS, mampu mengusir gerilyawan IS dari kota tersebut dan sebagian besar wilayah pinggirannya pada Januari tahun ini.

Penerjemah: Chaidar.

Pewarta:

Editor : Imansyah


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015