Washington, 24/2 (Antara/Xinhua-OANA/ANTARA BPJ-Bogor) - Bayi yang diberi air susu ibu (ASI) memiliki tingkat arsenik yang lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula, demikian satu studi yang disiarkan Senin (23/2) dan menyampaikan manfaat lain dari pemberian ASI.
Studi tersebut, yang disiarkan daring di jurnal AS Environmental Health Perspective, mengukur kandungan arsenik pada air kran di rumah, urin dari 72 bayi yang berumur enam-pekan serta ASI dari sembilan perempuan di Negara Bagian New Hampshirel, AS.
Kandungan arsenik pada urin biasanya rendah tapi 7,5 kali lebih tinggi pada bayi yang secara eksklusif diberi susu formula dibandingkan dengan bayi yang secara eksklusif diberi ASI, demikian hasil studi itu.
"Hasil studi ini menyoroti bahwa pemberian ASI dapat mengurangi pajanan arsenik bahkan pada tingkat kandungan arsenik yang relatif rendah dan secara khusus terdapat di Amerika Serikat," kata penulis utama studi itu Kathryn Cottingham, Profesor di Dartmouth College, di dalam satu pernyataan. "Ini adalah manfaat kesehatan penting bagi masyarakat dari pemberian ASI."
Cottingham menyatakan temuan tersebut juga berlaku bagi bayi yang baru dilahirkan di wilayah atau negara lain.
"ASI memiliki kandungan arsenik yang sangat rendah, dan mesti diberikan di seluruh dunia," tulis wanita ilmuwan itu di dalam surel kepada Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi. "Pada kenyataannya, arsenik rendah pada ASI sudah dilaporkan dari banyak negara tempat arsenik pada air minum boleh jadi sangat tinggi, termasuk di India, Bangladesh dan Chile."
Secara khusus, bayi dengan pajanan tertinggi di dalam studi itu terpajan lebih banyak arsenik akibat air minum mereka, bukan dari bubuk susu formula, kata Cottingham.
"Jadi, air lah yang mesti mendapat perhatian paling besar dalam membatasi pajanan total," katanya. Ia mendesak semua keluarga yang memiliki sumur pribadi di daerah pedesaan atas memeriksa air kran mereka untuk mengetahui apakah air tersebut mengandung arsernik.
Arsenik muncul secara alamiah dan dasar batu dan pencemar yang umum ditemukan pada air sumur. Zat itu mengakibatkan kanker dan penyakit lain, dan pajanan arsenik pada usia dini telah dikaitkan dengan peningkatan kematian bayi, penurunan berat badan dan hilangnya fungsi kognitif.
Penerjemah: Chaidar.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
Studi tersebut, yang disiarkan daring di jurnal AS Environmental Health Perspective, mengukur kandungan arsenik pada air kran di rumah, urin dari 72 bayi yang berumur enam-pekan serta ASI dari sembilan perempuan di Negara Bagian New Hampshirel, AS.
Kandungan arsenik pada urin biasanya rendah tapi 7,5 kali lebih tinggi pada bayi yang secara eksklusif diberi susu formula dibandingkan dengan bayi yang secara eksklusif diberi ASI, demikian hasil studi itu.
"Hasil studi ini menyoroti bahwa pemberian ASI dapat mengurangi pajanan arsenik bahkan pada tingkat kandungan arsenik yang relatif rendah dan secara khusus terdapat di Amerika Serikat," kata penulis utama studi itu Kathryn Cottingham, Profesor di Dartmouth College, di dalam satu pernyataan. "Ini adalah manfaat kesehatan penting bagi masyarakat dari pemberian ASI."
Cottingham menyatakan temuan tersebut juga berlaku bagi bayi yang baru dilahirkan di wilayah atau negara lain.
"ASI memiliki kandungan arsenik yang sangat rendah, dan mesti diberikan di seluruh dunia," tulis wanita ilmuwan itu di dalam surel kepada Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi. "Pada kenyataannya, arsenik rendah pada ASI sudah dilaporkan dari banyak negara tempat arsenik pada air minum boleh jadi sangat tinggi, termasuk di India, Bangladesh dan Chile."
Secara khusus, bayi dengan pajanan tertinggi di dalam studi itu terpajan lebih banyak arsenik akibat air minum mereka, bukan dari bubuk susu formula, kata Cottingham.
"Jadi, air lah yang mesti mendapat perhatian paling besar dalam membatasi pajanan total," katanya. Ia mendesak semua keluarga yang memiliki sumur pribadi di daerah pedesaan atas memeriksa air kran mereka untuk mengetahui apakah air tersebut mengandung arsernik.
Arsenik muncul secara alamiah dan dasar batu dan pencemar yang umum ditemukan pada air sumur. Zat itu mengakibatkan kanker dan penyakit lain, dan pajanan arsenik pada usia dini telah dikaitkan dengan peningkatan kematian bayi, penurunan berat badan dan hilangnya fungsi kognitif.
Penerjemah: Chaidar.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015