Depok, (Antaraews Bogor) - Politehnik Negeri Media Kreatif (PoliMedia) Jakarta dan Politehnik Negeri Semarang (Polines) melakukan pertukaran mahasiswa untuk meningkatkan kualitas guna menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
"Pendidikan vokasi kualitasnya harus terus ditingkatkan, salah satunya dengan melakukan pertukaran mahasiswa," kata Direktur PoliMedia Jakarta, Sarmada usai acara penutupan Program Pertukaran Mahasiswa Nusantara (Permata), di Gedung PoliMedia, Jakarta, Minggu.
Ia menjelaskan, pertukaran mahasiswa ini untuk mengenyam pendidikan selama sebulan guna mendapatkan terapan ilmu yang berbeda dari ilmu yang didapat di bangku kuliah.
"Delapan mahasiswa dari PoliMedia dikirim ke Polines sejak bulan lalu. Sedangkan dari Polines mengirimkan 22 mahasiswanya untuk belajar di PoliMedia Jakarta," jelasnya.
Selama satu bulan penuh para mahasiswa mempelajari empat mata kuliah yang berbeda dengan jurusannya, sehingga mahasiswa memiliki bekal ilmu di luar disiplin ilmu yang mereka ambil.
Setelah menjalani belajar mereka mendapatkan surat keterangan sebagai pendamping ijazah. Surat itu yang menjadi nilai lebih mahasiswa ketika ingin melanjutkan pendidikan sarjana atau bekerja di industri.
"Kami ingin para mahasiswa memiliki kualitas standar nasional dan mereka akan lebih unggul," katanya.
Sementara itu, Kepala Prodi Periklanan PoliMedia Jakarta, Omar Yusuf menjelaskan, pertukaran mahasiswa politehnik merupakan tuntutan dari kebutuhan yang membekali mereka agar lebih bisa bersaing di pasar Asean.
"Lulusan vokasi dituntut sebagai tenaga siap pakai di industri, oleh karena itu keahlian yang sifatnya teknis sangat dibutuhkan sehingga program ini memberikan mereka nilai tambah," katanya.
Wakil Direktur Bidang Kerja Sama PoliMedia, Misbah Fikrianto mengharapkan ada perhatian lebih besar lagi dari pemerintah terhadap pendidikan vokasi. Sehingga daya saing lulusan vokasi bisa menjadi bibit unggul sesuai bidangnya.
Program pertukaran mahasiswa ini, kata dia, terselenggara secara mandiri oleh pihak perguruan tinggi sendiri. Dari 40 politehnik negeri yang ada di Indonesia, program ini adalah proyek percontohan.
"Kerja sama pertukaran mahasiswa ini akan dilanjutkan dengan Politehnik Negeri Batam," katanya.
Misbah berharap adanya perhatian pemerintah yang lebih kepada Politehnik, karena kerja sama pertukaran mahasiswa ini masih diselenggarakan atas biaya sendiri.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Pendidikan vokasi kualitasnya harus terus ditingkatkan, salah satunya dengan melakukan pertukaran mahasiswa," kata Direktur PoliMedia Jakarta, Sarmada usai acara penutupan Program Pertukaran Mahasiswa Nusantara (Permata), di Gedung PoliMedia, Jakarta, Minggu.
Ia menjelaskan, pertukaran mahasiswa ini untuk mengenyam pendidikan selama sebulan guna mendapatkan terapan ilmu yang berbeda dari ilmu yang didapat di bangku kuliah.
"Delapan mahasiswa dari PoliMedia dikirim ke Polines sejak bulan lalu. Sedangkan dari Polines mengirimkan 22 mahasiswanya untuk belajar di PoliMedia Jakarta," jelasnya.
Selama satu bulan penuh para mahasiswa mempelajari empat mata kuliah yang berbeda dengan jurusannya, sehingga mahasiswa memiliki bekal ilmu di luar disiplin ilmu yang mereka ambil.
Setelah menjalani belajar mereka mendapatkan surat keterangan sebagai pendamping ijazah. Surat itu yang menjadi nilai lebih mahasiswa ketika ingin melanjutkan pendidikan sarjana atau bekerja di industri.
"Kami ingin para mahasiswa memiliki kualitas standar nasional dan mereka akan lebih unggul," katanya.
Sementara itu, Kepala Prodi Periklanan PoliMedia Jakarta, Omar Yusuf menjelaskan, pertukaran mahasiswa politehnik merupakan tuntutan dari kebutuhan yang membekali mereka agar lebih bisa bersaing di pasar Asean.
"Lulusan vokasi dituntut sebagai tenaga siap pakai di industri, oleh karena itu keahlian yang sifatnya teknis sangat dibutuhkan sehingga program ini memberikan mereka nilai tambah," katanya.
Wakil Direktur Bidang Kerja Sama PoliMedia, Misbah Fikrianto mengharapkan ada perhatian lebih besar lagi dari pemerintah terhadap pendidikan vokasi. Sehingga daya saing lulusan vokasi bisa menjadi bibit unggul sesuai bidangnya.
Program pertukaran mahasiswa ini, kata dia, terselenggara secara mandiri oleh pihak perguruan tinggi sendiri. Dari 40 politehnik negeri yang ada di Indonesia, program ini adalah proyek percontohan.
"Kerja sama pertukaran mahasiswa ini akan dilanjutkan dengan Politehnik Negeri Batam," katanya.
Misbah berharap adanya perhatian pemerintah yang lebih kepada Politehnik, karena kerja sama pertukaran mahasiswa ini masih diselenggarakan atas biaya sendiri.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015