Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengindikasikan bahwa Duta Besar AS untuk China Terry Branstad akan meninggalkan jabatannya.
"Saya berterima kasih kepada Duta Besar Terry Branstad atas pengabdiannya selama lebih dari tiga tahun kepada rakyat Amerika sebagai Duta Besar AS untuk Republik Rakyat China," kata Pompeo melalui akun Twitter-nya, Senin.
Pompeo tidak menjelaskan alasan Branstad (73) pergi saat hubungan AS dan China menegang, terutama karena perdagangan bilateral, tuduhan tentang keamanan informasi, dan pandemi virus corona.
Kedutaan AS tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Baca juga: Indonesia mendorong anggota ARF atasi tantangan di Asia Pasifik
"Dubes Branstad telah berkontribusi untuk menyeimbangkan kembali hubungan AS-China agar berorientasi pada hasil, timbal balik, dan adil," tambah Pompeo, tanpa secara eksplisit mengatakan Branstad akan pergi.
Mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, jaringan berita CNN melaporkan bahwa Branstad kemungkinan akan meninggalkan China sebelum pemilihan presiden AS pada November.
Baca juga: China larang media liput "Mulan" akibat ada kecaman tentang Xinjiang
Kementerian Luar Negeri China di masa lalu menggambarkan Branstad sebagai "teman lama rakyat China".
Dia pertama kali menjalin hubungan dengan Presiden Xi Jinping beberapa dekade lalu ketika Xi mengunjungi Iowa.
Pekan lalu, AS dan China bertukar serangan tentang siapa yang paling memahami kebebasan pers setelah People's Daily resmi menolak menerbitkan artikel yang ditulis oleh Branstad.
Baca juga: Indonesia membuka peluang kerja sama industri ban dengan China
Juru bicara Kemlu China Wang Wenbin mengatakan pada konferensi pers harian bahwa China belum menerima pemberitahuan tentang kepergian Branstad.
Sumber: Reuters.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
"Saya berterima kasih kepada Duta Besar Terry Branstad atas pengabdiannya selama lebih dari tiga tahun kepada rakyat Amerika sebagai Duta Besar AS untuk Republik Rakyat China," kata Pompeo melalui akun Twitter-nya, Senin.
Pompeo tidak menjelaskan alasan Branstad (73) pergi saat hubungan AS dan China menegang, terutama karena perdagangan bilateral, tuduhan tentang keamanan informasi, dan pandemi virus corona.
Kedutaan AS tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Baca juga: Indonesia mendorong anggota ARF atasi tantangan di Asia Pasifik
"Dubes Branstad telah berkontribusi untuk menyeimbangkan kembali hubungan AS-China agar berorientasi pada hasil, timbal balik, dan adil," tambah Pompeo, tanpa secara eksplisit mengatakan Branstad akan pergi.
Mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, jaringan berita CNN melaporkan bahwa Branstad kemungkinan akan meninggalkan China sebelum pemilihan presiden AS pada November.
Baca juga: China larang media liput "Mulan" akibat ada kecaman tentang Xinjiang
Kementerian Luar Negeri China di masa lalu menggambarkan Branstad sebagai "teman lama rakyat China".
Dia pertama kali menjalin hubungan dengan Presiden Xi Jinping beberapa dekade lalu ketika Xi mengunjungi Iowa.
Pekan lalu, AS dan China bertukar serangan tentang siapa yang paling memahami kebebasan pers setelah People's Daily resmi menolak menerbitkan artikel yang ditulis oleh Branstad.
Baca juga: Indonesia membuka peluang kerja sama industri ban dengan China
Juru bicara Kemlu China Wang Wenbin mengatakan pada konferensi pers harian bahwa China belum menerima pemberitahuan tentang kepergian Branstad.
Sumber: Reuters.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020