Kelompok Cipayung Plus melalui Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI) Indonesia berharap kepada seluruh elit yang ada untuk menjaga kebersamaan karena di situasi bangsa Indonesia yang saat ini sedang berkabung dengan wabah COVID-19 yang diikuti kemerosotan ekonomi serta banyaknya PHK yang terjadi.

"Sebagai elemen bangsa yang ada di Indonesia baik di elemen-elemen kepemudaan maupun kepemerintahan, DPR dan elit parpol manapun, semestinya harus saling bergandengan tangan, bersatu untuk menyelesaikan masalah-masalah bangsa yang makin kompleks kedepannya," kata Ketua Umum Pengurus Pusat KAMMI, Susanto Triyogo di Jakarta, Kamis malam  usai mengikuti diskusi virtual (webinar) dengan tema : "Radikalisme dan perang idelologi di kampus" di sekretariat KAMMI, di Jakarta.

KAMMI melihat banyaknya manuver-manuver politik yang dilakukan sejumlah elit politik belakangan ini justru menimbulkan "kegaduhan politik dan ideologi" tersendiri dikalangan masyarakat luas sehingga berpotensi memecah belah keutuhan bangsa.  

"KAMMI mengajak seluruh lapisan masyarakat termasuk elit-elit politik untuk menjaga stabilitas politik, sebab masyarakat begitu menginginkan Indonesia yang damai, rukun sehingga keutuhan NKRI terjaga", ujarnya.

Untuk mengatasi kegaduhan politik dan ideologi yang ada ditengah peristiwa pandemi Covid 19 ini seharusnya pandemi Covid 19 justru  bisa menjadi moment untuk menyatukan semua lapisan masyarakat. Dalam beberapa tahun ini, KAMMI melihat masyarakat makin 'terbelah' karena pilihan masing-masing. 

"Harusnya ditengah Pandemi Covid 19 ini teman-teman atau masyarakat yang memiliki pandangan politik merendahkan hati dahulu untuk sama-sama memikirkan keadaan negara ini agar cepat pulih," ujar Wasekjen PP KAMMI, Arjun Fatahillah.

Salahsatu kegaduhan politik yang dimaksud KAMMI adalah kehadiran Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang dideklarasikan pada tanggal 18 Agustus 2020 di pelataran Tugu Proklamasi, Jakarta.  

Sejumlah tokoh dan elit politik hadir dan mendukung aksi tersebut, diantaranya, Din Syamsuddin, dan Gatot Nurmantyo. KAMI memandang bahwa kondisi negara Indonesia kini diibaratkan sebuah kapal besar yang oleng dan siap karam ditengah lautan, sehingga harus diselamatkan. 

Sementara itu terkait dengan diskusi kebangsaan yang diselenggarakan oleh Cipayung Plus,  organisasi-organisasi kemahasiswaaan yang tergabung didalamnya mempunyai sebuah spirit bersama untuk menjaga Indonesia tetap damai dan utuh dengan cara melakukan edukasi-edukasi untuk menjadikan mahasiswa tetap berada pada spirit bagaimana menjadikan Pancasila sebagai titik temu dan menjadi alat kebersamaan untuk membangun Indonesia kedepannya. 

Kelompok Cipayung Plus melalui PP KAMMI ditengah situasi pandemi Covid 19 melaksanakan kegiatan diskusi virtual (webinar) dengan tema : "Radikalisme dan perang idelologi di kampus" pada Kamis malam, (10/09/2020) di Jakarta. 

Dalam diskusi itu diantaranya membahas tentang sejarah dan dampak global radikalisme,  ISIS dan HTI yang tidak boleh berada di Indonesia karena bertentangan dengan Pancasila, Pengaruh dan dampak intoleransi di Indonesia dan Resiko jika negara menganut ideologi khilafah, serta Perkembangan Demokrasi lainnya. 
 

Pewarta: Pewarta Antara

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020