Sebanyak 24 staf lapangan asal 4 kabupaten di Nusa Tenggara Barat (NTB) mengikuti Pelatihan Staf Lapangan (New Staf Training) IPDMIP, di Balai Pelatihan Pertanian dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, 8 - 14 September 2020.
Peserta yang terdiri sari 13 orang pria dan 11 orang wanita, berasal dari Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Timur, Dompu, dan Kabupaten Bima. Hadir dalam pelatihan Kepala Bapeltanbun NTB, Konsultan Regional 7, Konsultan OGO Wilayah NTB, Narasumber dan Fasilitator WI.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pelatihan harus diikuti dengan serius oleh para staf lapangan.
“Bicara tentang pertanian, berarti kita bicara mengenai lapangan. Karena, aktivitas pertanian itu di lapangan. Oleh karena itu, staf lapangan harus mengikuti pelatihan dengan baik agar materi yang didapat bisa diimplementasikan dengan baik pula,” tutur Mentan SYL.
Imbauan senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi.
“Pembangunan pertanian harus dilakukan dari pembangunan SDM. Siapa itu SDM pertanian? Yaitu petani, penyuluh, petani milenial, poktan, gapoktan, termasuk staf lapangan. Semua harus meningkatakan kemampuan untuk mendukung peningkatan produksi pertanian,” katanya.
IPDMIP merupakan program Integrasi Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi Partisipatif yang telah dilaksanakan mulai tahun 2017 hingga 2022. Program ini menyediakan layanan penyuluhan yang berfokus pada adopsi teknologi baru oleh petani.
IPDMIP menargetkan satu Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) akan memberikan layanan penyuluhan di daerah irigasi kewenangan program. Untuk memastikan terlayaninya secara penuh daerah-daerah irigasi yang direhabilitasi, maka staf lapangan akan direkrut berdasarkan kebutuhan di lapangan dengan melihat ketersediaan tenaga penyuluhan pertanian.
“Diharapkan staf lapangan setelah mengikuti pelatihan ini dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan dalam hal teknik penyuluhan dan teknis pengelolaan pengairan,” tutur Dedi Nursyamsi lagi.
Sementara penyuluh pertanian pusat, Yulia TS, sekaligus PIC regional 7 yang meliputi NTB dan NTT menyampaikan di program IPMIP ada beberapa jenis pelatihan.
“Beberapa pelatihan diantaranya pelatihan bagi staf lapangan, pelatihan pengelolaan kesuburan lahan, pelatihan Rantai Nilai, Pelatihan Literasi dan Edukasi Keuangan (PLEK), pelatihan penyegaran bagi penyuluh pendamping IPDMIP, dan lainnya,” katanya. (YTS/EZ). (RLs/Ind/52*).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Peserta yang terdiri sari 13 orang pria dan 11 orang wanita, berasal dari Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Timur, Dompu, dan Kabupaten Bima. Hadir dalam pelatihan Kepala Bapeltanbun NTB, Konsultan Regional 7, Konsultan OGO Wilayah NTB, Narasumber dan Fasilitator WI.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pelatihan harus diikuti dengan serius oleh para staf lapangan.
“Bicara tentang pertanian, berarti kita bicara mengenai lapangan. Karena, aktivitas pertanian itu di lapangan. Oleh karena itu, staf lapangan harus mengikuti pelatihan dengan baik agar materi yang didapat bisa diimplementasikan dengan baik pula,” tutur Mentan SYL.
Imbauan senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi.
“Pembangunan pertanian harus dilakukan dari pembangunan SDM. Siapa itu SDM pertanian? Yaitu petani, penyuluh, petani milenial, poktan, gapoktan, termasuk staf lapangan. Semua harus meningkatakan kemampuan untuk mendukung peningkatan produksi pertanian,” katanya.
IPDMIP merupakan program Integrasi Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi Partisipatif yang telah dilaksanakan mulai tahun 2017 hingga 2022. Program ini menyediakan layanan penyuluhan yang berfokus pada adopsi teknologi baru oleh petani.
IPDMIP menargetkan satu Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) akan memberikan layanan penyuluhan di daerah irigasi kewenangan program. Untuk memastikan terlayaninya secara penuh daerah-daerah irigasi yang direhabilitasi, maka staf lapangan akan direkrut berdasarkan kebutuhan di lapangan dengan melihat ketersediaan tenaga penyuluhan pertanian.
“Diharapkan staf lapangan setelah mengikuti pelatihan ini dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan dalam hal teknik penyuluhan dan teknis pengelolaan pengairan,” tutur Dedi Nursyamsi lagi.
Sementara penyuluh pertanian pusat, Yulia TS, sekaligus PIC regional 7 yang meliputi NTB dan NTT menyampaikan di program IPMIP ada beberapa jenis pelatihan.
“Beberapa pelatihan diantaranya pelatihan bagi staf lapangan, pelatihan pengelolaan kesuburan lahan, pelatihan Rantai Nilai, Pelatihan Literasi dan Edukasi Keuangan (PLEK), pelatihan penyegaran bagi penyuluh pendamping IPDMIP, dan lainnya,” katanya. (YTS/EZ). (RLs/Ind/52*).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020