Indonesia sebagai salah satu penghasil karet terbesar di dunia membuka peluang kerja sama di bidang industri ban dengan China.
"Hanya dengan peningkatan kerja sama di berbagai bidang, kita dapat melihat makna dari kemitraan strategis komprehensif Indonesia-Tiongkok di masa mendatang," kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun kepada ANTARA, Kamis.
Baca juga: Ribuan hektare kebun karet terserang hama
Menurut dia, kerja sama ekonomi Indonesia-China telah memiliki landasan yang kokoh dalam berbagai sektor, terutama perdagangan, investasi, dan pariwisata.
"Sebagai penghasil utama karet dunia, Indonesia juga membuka lebar peluang kerja sama dengan Tiongkok di bidang industri ban," ujar mantan Dubes RI untuk Rusia itu.
Dubes menyebutkan bahwa pada 2019, Indonesia merupakan eksportir karet alam terbesar kedua di dunia dengan nilai 3,9 miliar dolar AS atau berkontribusi sebesar 29,8 persen terhadap nilai ekspor karet seluruh dunia.
Baca juga: Hamilton juarai GP Britania setelah drama pecah ban depan
"Kerja sama yang bernilai tambah dengan Tiongkok termasuk dalam hal pemanfaatan teknologi dan iptek serta riset bersama untuk pengembangan industri ban di Indonesia diharapkan dapat memberikan manfaat bagi industri ban Indonesia agar lebih kompetitif di pasar global," kata Djauhari.
Sebelumnya Dewan Promosi Perdagangan Internasional China (CCPIT) Provinsi Shandong bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha (CABA) menggelar Pameran Ban dan Aksesori Mobil Internasional di Kota Dongying, Provinsi Shandong, di wilayah China timur.
Kegiatan tersebut juga diisi dengan pertemuan forum bisnis virtual yang diikuti 200 peserta dari kalangan industri tersebut.
Baca juga: Warga Bogor ciptakan mesin sosot karet ban
Dari Indonesia diwakili oleh Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kamar Dagang dan Industri Indonesia Komite Tiongkok (KIKT), Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI), PT Greenex Sumatra Mandiri, PT Gapura Alas Lestari, dan PT Mas Mulia.
Dari pihak China ada Shandong Yongsheng Rubber Group Co Ltd, Shandong Shuangwang Rubber Co Ltd, Dongying Fangxing Rubber Co Ltd, Shandong Huasheng Rubber Co Ltd, dan Jinyu Tire Group Co Ltd.
Pimpinan KIKT Hendrayan Chandra berharapkan forum bisnis daring tersebut menjadi pintu masuk bagi pengusaha China untuk menjalin kerja sama dengan produsen ban terkemuka di Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
"Hanya dengan peningkatan kerja sama di berbagai bidang, kita dapat melihat makna dari kemitraan strategis komprehensif Indonesia-Tiongkok di masa mendatang," kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun kepada ANTARA, Kamis.
Baca juga: Ribuan hektare kebun karet terserang hama
Menurut dia, kerja sama ekonomi Indonesia-China telah memiliki landasan yang kokoh dalam berbagai sektor, terutama perdagangan, investasi, dan pariwisata.
"Sebagai penghasil utama karet dunia, Indonesia juga membuka lebar peluang kerja sama dengan Tiongkok di bidang industri ban," ujar mantan Dubes RI untuk Rusia itu.
Dubes menyebutkan bahwa pada 2019, Indonesia merupakan eksportir karet alam terbesar kedua di dunia dengan nilai 3,9 miliar dolar AS atau berkontribusi sebesar 29,8 persen terhadap nilai ekspor karet seluruh dunia.
Baca juga: Hamilton juarai GP Britania setelah drama pecah ban depan
"Kerja sama yang bernilai tambah dengan Tiongkok termasuk dalam hal pemanfaatan teknologi dan iptek serta riset bersama untuk pengembangan industri ban di Indonesia diharapkan dapat memberikan manfaat bagi industri ban Indonesia agar lebih kompetitif di pasar global," kata Djauhari.
Sebelumnya Dewan Promosi Perdagangan Internasional China (CCPIT) Provinsi Shandong bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha (CABA) menggelar Pameran Ban dan Aksesori Mobil Internasional di Kota Dongying, Provinsi Shandong, di wilayah China timur.
Kegiatan tersebut juga diisi dengan pertemuan forum bisnis virtual yang diikuti 200 peserta dari kalangan industri tersebut.
Baca juga: Warga Bogor ciptakan mesin sosot karet ban
Dari Indonesia diwakili oleh Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kamar Dagang dan Industri Indonesia Komite Tiongkok (KIKT), Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI), PT Greenex Sumatra Mandiri, PT Gapura Alas Lestari, dan PT Mas Mulia.
Dari pihak China ada Shandong Yongsheng Rubber Group Co Ltd, Shandong Shuangwang Rubber Co Ltd, Dongying Fangxing Rubber Co Ltd, Shandong Huasheng Rubber Co Ltd, dan Jinyu Tire Group Co Ltd.
Pimpinan KIKT Hendrayan Chandra berharapkan forum bisnis daring tersebut menjadi pintu masuk bagi pengusaha China untuk menjalin kerja sama dengan produsen ban terkemuka di Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020