Bogor, (Antaranews Bogor) - Pascakejadian pohon tumbang yang menewaskan enam orang di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, tidak menyurutkan minat masyarakat untuk berkunjung.

Staf Humas Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Bogor-LIPI, Ayi Doni Darussalam mengatakan, rata-rata jumlah pengunjung kebun raya mencapai 1.000 orang setiap hari setelah kejadian.

"Kebun Raya masih dibuka, pengunjung tetap bisa beraktivitas seperti biasanya. Rata-rata pengunjung yang datang 1.000 sampai 1.200 orang," kata Doni, kepada Antara di Bogor, Jumat.

Ia menjelaskan, pengunjung tetap bisa beraktivitas di zona-zona yang diperbolehkan oleh Kebun Raya. Beberapa zona telah diberi tanda dan peringatan agar tidak boleh didekati oleh para pengunjung.

Beberapa zona tersebut seperti "gues house" Nusa Indah terdapat empat pohon, dekat Istana Bogor ada dua pohon, dekat lokasi Makam Mbah Jepra, dan Taman Meksiko.

Selain memberlakukan zona berpotensi rawan tumbang, PKT Kebun Raya Bogor-LIPI juga sudah melakukan pemangkasan sejumlah pohon yang terdapat di daerah taman lengkeng ada tiga pohon, di vax I Jalan Meksiko ada dua pohon, dekat "meeting point" ada tiga pohon dipangkas, depan wartel ada dua pohon dipangkas, sepanjang Jalan Kenari I terdapat lima pohon yang dipangkas, dan Vax III dekat Tugu Smith ada elocapus dan scholorpus dua pohon dipangkas.

"Setiap pengunjung yang datang begitu masuk kebun raya kita langsung berikan pengumuman untuk beraktivitas di daerah yang diperbolehkan, dan menghindari zona yang dilarang mendekat. Kami juga menyiagakan 30 petugas keamanan yang berpatroli selama jam operasional, dan 24 jam," katanya.

Menurut Doni, walau ada kekhawatiran di masyarakat pascakejadian, tetapi animo masyarakat berkunjung ke Kebun Raya Bogor tetap tinggi.

Pada hari kejadian pohon tumbang yang menewaskan enam orang dan melukai 24 lainnya, total jumlah kunjungan Kebun Raya Bogor hari itu Mingggu (11/1) sebanyak 6.000 orang.

Ia merincikan, pengunjung sudah berdatangan dari jam 08.00 pagi hingga pukul 10.15 WIB saat kejadian, tercatat jumlah pengunjung mencapai 1.000 orang. Selama rentang waktu dari kejadian hingga jam operasional berakhir pengunjung terus berdatangan hingga mencapai 6.000 orang.

"Memang masyarakat ada yang khawatir, tetapi mereka menganggap itu musibah. Ada yang bilang tergantung diri masing-masing untuk berkunjung," kata Doni mengutip testimoni salah seorang pengunjung.

Kepala PKT Kebun Raya Bogor, Didik Widyatmoko mengatakan, pihaknya menjamin bahwa kebun raya tetap aman dikunjungi oleh masyarakat, dengan bukti tetap dibukannya layanan bagi pengunjung.

"Dengan masih dibukanya kebun raya untuk umum, itu artinya kebun raya aman bagi para pengunjung," kata Didik.

Sementara itu, Wati (50) salah satu pengunjung Kebun Raya Bogor yang datang mengaku tetap ingin datang berkunjung ke kebun raya meski memiliki rasa khawatir, tetapi ia percaya, dengan kehati-hatian dapat terhindar dari bahaya yang tidak diinginkan.

"Khawatir pasti ada, tetapi kita percaya aja, apalagi begitu masuk ada petugas yang memberikan informasi agar kita berhati-hati dan menghindari daerah yang ada potensi rawannya. Ya kita tetap bisa berkunjung di lokasi yang dinyatakan aman," kata dia.

Peristiwa pohon tumbang di Kebun Raya Bogor terjadi Minggu (11/1) sekitar pukul 10.15 WIB. Mereka yang menjadi korban merupakan karyawan PT Asalta Mandiri Agung yang merupakan anggota Ikatan Serikat Buruh Indonesia-Bogor.

Mereka datang ke Kebun Raya Bogor menghadiri acara silaturahmi sekaligus diskusi tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK). Saat kejadian mereka sedang berkumpul di Jalan Astrid atau tepat berada di bawah pohon Damar Agathis Boerneo yang mengalami patah di bagi tengahnya.

Total korban yang dilarikan ke RS PMI sebanyak 30 orang, mereka terdiri dari enam orang meninggal dunia dan sisanya luka-luka.

Kejadian ini masih dalam proses penyelidikan aparat Kepolisian Resor Bogor, petugas telah melakukan olah tempat kejadian perkara sebanyak dua kali, mengumpulkan alat bukti dan meminta keterangan sejumlah saksi-saksi baik dari korban maupun dari pihak kebun raya sendiri.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015