Australia pada Senin melaporkan lonjakan kematian harian tertinggi COVID-19, meski negara bagian di pusat wabah Australia mengatakan bahwa jumlah infeksi baru masih stabil.

Negara Bagian Victoria menyebutkan 25 orang meninggal akibat COVID-19 dalam 24 jam terakhir, lebih banyak dari jumlah kematian terburuk yang dilaporkan pada 12 Agustus.

Otoritas di negara bagian tenggara mengatakan terdapat 282 kasus baru COVID-19, hampir sama dengan 279 kasus yang dilaporkan pada Minggu.

Angka-angka itu jauh di bawah jumlah puncak kasus harian yang mencapai 700 kasus lebih di Negara Bagian Victoria awal pekan ini. Pejabat kesehatan yakin pembatasan ketat COVID-19 mampu menekan penyebaran virus corona.

Baca juga: Koala di New South Wales kemungkinan akan punah pada 2050

Australia hingga kini mengonfirmasi 23.500 kasus COVID-19 dan 421 kematian, jauh lebih sedikit dibanding dengan banyak negara berkembang lainnya.

Seperti yang dialami semua negara di dunia, Australia juga menderita kemunduran pertumbuhan ekonomi akibat pandemi virus corona, yang salah satunya terefleksikan dalam fenomena tingkat pengangguran yang mencapai 10 persen.

Baca juga: Australia berikan dukungan kepada PMI dalam penanganan COVID-19

Pemberlakuan pembatasan pergerakan manusia yang dimaksudkan untuk menahan laju penularan COVID-19 diprediksi akan meningkatkan pengangguran efektif sekitar 13 persen.

Penutupan usaha ritel di Melbourne diperkirakan menghilangkan 250.000 lapangan pekerjaan. Bila jumlah penularan bisa dikendalikan, diperkirakan awal September usaha-usaha yang telah ditutup bisa dibuka kembali.

Sumber: Reuters
 

Pewarta: Asri Mayang Sari

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020