Bogor, (Antaranews Bogor) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Jawa Barat, menyiapkan operasi pasar khusus untuk beras miskin (Raskin) dengan sasaran penerima rumah tangga miskin.
"Kita sudah koordinasi dengan Bulog, rencananya operasi khusus akan dilakukan Januari ini," kata Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Maman Sudarman, di Bogor, Senin.
Ia menjelaskan, operasi pasar khusus ini berbeda dengan operasi pasar murni yang sudah dilaksanakan sejak awal Desember 2014 lalu.
Walaupun memiliki tujuan sama untuk menekan harga beras yang sudah mengalami kenaikan melebihi 10 persen, operasi pasar khusus ditujukan bagi masyarakat miskin.
"Nama kegiatannya operasi pasar khusus, tetapi perlakuannya seperti penyaluran beras miskin atau Raskin. Penerimannya adalah rumah tangga sasaran, dan disalurkan ke masing-masing kelurahan," katanya.
Dikatakannya, operasi pasar khusus ini merupakan program pemerintah yang surat edaran pelaksanaannya telah diterbitkan oleh Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan pada 17 Desember 2014 lalu.
Dalam surat edaran Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan tersebut menyebutkan, pemerintah daerah diharuskan mengalokasikan tambahan Raskin 13 dan 14 kepada masyarakat.
Tujuan dari alokasi tambahan Raskin 13 dan 14 tersebut agar dapat menjaga daya beli masyarakat berpendapatan rendah sekaligus menjaga stabilitas harga pasar di pasaran.
Untuk wilayah Jawa Barat, operasi pasar murah khusus telah dilaksanakan di Cirebon, sedangkan Kota Bogor direncanakan akan digelar pertengahan Januari.
"Berbeda dengan operasi pasar murni, harga jual beras kita tetapkan Rp7.400 per kilo gram. Kalau operasi pasar khusus ini perlakuannya seperti Raskin, harga beras dijual Rp1.600 per kg," katanya.
Maman menambahkan, hingga saat ini operasi pasar murni masih berlangsung. Tercatat sampai akhir Desember 2014, beras yang sudah tersalur sebanyak 170 ton di lima pasar tradisional.
"Operasi pasar murni sudah mampu menekan harga beras di pasar sekitar 5 persen. Harga beras yang tadinya mencapai Rp9.500 per kg, kini sudah 8.700 per kg," kata Maman.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Kita sudah koordinasi dengan Bulog, rencananya operasi khusus akan dilakukan Januari ini," kata Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Maman Sudarman, di Bogor, Senin.
Ia menjelaskan, operasi pasar khusus ini berbeda dengan operasi pasar murni yang sudah dilaksanakan sejak awal Desember 2014 lalu.
Walaupun memiliki tujuan sama untuk menekan harga beras yang sudah mengalami kenaikan melebihi 10 persen, operasi pasar khusus ditujukan bagi masyarakat miskin.
"Nama kegiatannya operasi pasar khusus, tetapi perlakuannya seperti penyaluran beras miskin atau Raskin. Penerimannya adalah rumah tangga sasaran, dan disalurkan ke masing-masing kelurahan," katanya.
Dikatakannya, operasi pasar khusus ini merupakan program pemerintah yang surat edaran pelaksanaannya telah diterbitkan oleh Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan pada 17 Desember 2014 lalu.
Dalam surat edaran Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan tersebut menyebutkan, pemerintah daerah diharuskan mengalokasikan tambahan Raskin 13 dan 14 kepada masyarakat.
Tujuan dari alokasi tambahan Raskin 13 dan 14 tersebut agar dapat menjaga daya beli masyarakat berpendapatan rendah sekaligus menjaga stabilitas harga pasar di pasaran.
Untuk wilayah Jawa Barat, operasi pasar murah khusus telah dilaksanakan di Cirebon, sedangkan Kota Bogor direncanakan akan digelar pertengahan Januari.
"Berbeda dengan operasi pasar murni, harga jual beras kita tetapkan Rp7.400 per kilo gram. Kalau operasi pasar khusus ini perlakuannya seperti Raskin, harga beras dijual Rp1.600 per kg," katanya.
Maman menambahkan, hingga saat ini operasi pasar murni masih berlangsung. Tercatat sampai akhir Desember 2014, beras yang sudah tersalur sebanyak 170 ton di lima pasar tradisional.
"Operasi pasar murni sudah mampu menekan harga beras di pasar sekitar 5 persen. Harga beras yang tadinya mencapai Rp9.500 per kg, kini sudah 8.700 per kg," kata Maman.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015