Dewan Professor dari berbagai universitas hadir dalam seminar daring Unhas Makassar dengan tema "Protokol Keperilakuan Menuju Tatanan Baru Dalam Perspektif Kearifan Lokal dan Kesalehan Sosial", Kamis.
Guru Besar Antropologi Universitas Gajah Mada Prof Dr Irwan Abdullah M Sc mengatakan krisis pandemi bukan masalah baru dalam sejarah peradaban manusia.
Sehingga masyarakat dituntut untuk melakukan adaptasi dan perubahan pola perilaku agar upaya penanggulangan penyebaran COVID-19 bisa diatasi dengan baik.
"Kita melihat bersama perkembangan kasus yang terus meningkat. Kasus ini akan turun ketika ada upaya perubahan perilaku masyarakat. Jika kita mengakumulasi energi nasional dalam artian menata perilaku kesalehan secara global maka kita akan mampu mengubah keadaan," jelas Prof Irwan.
Baca juga: Jumlah pasien positif COVID-19 sembuh di Kabupaten Bogor capai 56 persen
Dalam memandang kasus COVID-19, Prof Irwan membaginya kedalam beberapa landasan pemikiran diantaranya COVID-19 sebagai prakondisi bagi great transformation yang menghadapkan manusia pada tantangan perubahan alam dan sosial.
COVID-19 juga dipandang sebagai preseden bagi berlakunya sistem sosial baru dan tatanan global sekaligus menjadi kondisi objektif yang memaksa adaptasi perilaku subjektif dan tatanan sosial baru.
"Dari sisi prakondisi great transformation, COVID-19 menjadi ujian bagi daya survive manusia dalam menyelamatkan peradaban untuk bertahan hidup sebagai bagian dari natural selection, environmental nurturing dan sosial nursing menuju keseimbangan ekologis," sambung Prof Irwan.
Baca juga: Kasus positif COVID-19 sembuh di Kota Bogor meningkat jadi 72,30 persen
Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan Dewan Profesor Unhas dengan topik pembahasan menarik yang berfokus pada upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
"Krisis pandemi merupakan keprihatinan kita bersama. Kita menghargai segala upaya penanggulangan yang dilakukan pemerintah hingga saat ini. Namun, kasus COVID-19 masih cenderung meningkat. Untuk itu, dibutuhkan kolaborasi bersama, bukan hanya dari aspek pemerintah, tapi dari sisi masyarakat dalam menghadapi pandemi," kata Prof Dwia.
Prof Dwia juga menekankan bahwa menyamakan pandangan dari sisi pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan. Sehingga, menghasilkan satu perspektif bersama dalam upaya melakukan penanggulangan pencegahan COVID-19.
Baca juga: Angka kesembuhan positif COVID-19 di Depok capai 78,52 persen
"Jangan sampai masyarakat secara keseluruhan menganggap ini bukan masalah sehingga tidak ada upaya dalam melakukan perubahan perilaku. Olehnya itu, sangat penting kita satukan pandangan agar proses percepatan penanggulangan bisa berlangsung efektif," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Guru Besar Antropologi Universitas Gajah Mada Prof Dr Irwan Abdullah M Sc mengatakan krisis pandemi bukan masalah baru dalam sejarah peradaban manusia.
Sehingga masyarakat dituntut untuk melakukan adaptasi dan perubahan pola perilaku agar upaya penanggulangan penyebaran COVID-19 bisa diatasi dengan baik.
"Kita melihat bersama perkembangan kasus yang terus meningkat. Kasus ini akan turun ketika ada upaya perubahan perilaku masyarakat. Jika kita mengakumulasi energi nasional dalam artian menata perilaku kesalehan secara global maka kita akan mampu mengubah keadaan," jelas Prof Irwan.
Baca juga: Jumlah pasien positif COVID-19 sembuh di Kabupaten Bogor capai 56 persen
Dalam memandang kasus COVID-19, Prof Irwan membaginya kedalam beberapa landasan pemikiran diantaranya COVID-19 sebagai prakondisi bagi great transformation yang menghadapkan manusia pada tantangan perubahan alam dan sosial.
COVID-19 juga dipandang sebagai preseden bagi berlakunya sistem sosial baru dan tatanan global sekaligus menjadi kondisi objektif yang memaksa adaptasi perilaku subjektif dan tatanan sosial baru.
"Dari sisi prakondisi great transformation, COVID-19 menjadi ujian bagi daya survive manusia dalam menyelamatkan peradaban untuk bertahan hidup sebagai bagian dari natural selection, environmental nurturing dan sosial nursing menuju keseimbangan ekologis," sambung Prof Irwan.
Baca juga: Kasus positif COVID-19 sembuh di Kota Bogor meningkat jadi 72,30 persen
Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan Dewan Profesor Unhas dengan topik pembahasan menarik yang berfokus pada upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
"Krisis pandemi merupakan keprihatinan kita bersama. Kita menghargai segala upaya penanggulangan yang dilakukan pemerintah hingga saat ini. Namun, kasus COVID-19 masih cenderung meningkat. Untuk itu, dibutuhkan kolaborasi bersama, bukan hanya dari aspek pemerintah, tapi dari sisi masyarakat dalam menghadapi pandemi," kata Prof Dwia.
Prof Dwia juga menekankan bahwa menyamakan pandangan dari sisi pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan. Sehingga, menghasilkan satu perspektif bersama dalam upaya melakukan penanggulangan pencegahan COVID-19.
Baca juga: Angka kesembuhan positif COVID-19 di Depok capai 78,52 persen
"Jangan sampai masyarakat secara keseluruhan menganggap ini bukan masalah sehingga tidak ada upaya dalam melakukan perubahan perilaku. Olehnya itu, sangat penting kita satukan pandangan agar proses percepatan penanggulangan bisa berlangsung efektif," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020