Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengucurkan dana sebesar 1,6 miliar dolar (setara Rp23 triliun) kepada perusahaan Novanax untuk proyek pengujian, komersialisasi, dan produksi vaksin COVID-19 potensial di negara itu.

Pemberian dana tersebut adalah yang terbesar sejauh ini dalam skema program “Operation Warp Speed” yang dikelola Gedung Putih untuk tujuan mempercepat akses terhadap vaksin dan perawatan melawan virus corona.

Baca juga: AS menghentikan uji coba hidroksiklorokuin untuk pasien COVID-19

“Dana ‘Warp Speed’ ini adalah biaya untuk memproduksi 100 juta dosis vaksin yang akan disebarkan mulai kuarter ke-4 tahun ini dan kemungkinan selesai pada Januari atau Februari tahun depan,” kata Direktur Eksekutif Novanax Stanley Erck kepada Reuters, Selasa.

Dana itu juga akan digunakan untuk menanggung uji coba besar-besaran fase III, yakni tahap terakhir dengan pengujian kepada manusia, yang akan dimulai secepat-cepatnya pada Oktober mendatang.

Pengumuman pemberian dana ini menyusul investasi pemerintah AS pada Maret sebesar 456 juta dolar (setara Rp6,57 triliun) untuk calon vaksin dari Johnson&Johnson.

Baca juga: Tuduh boneka China, Trump akan akhiri hubungan dengan WHO

Investasi vaksin juga dikucurkan untuk perusahaan lain, yaitu Moderna pada april dan AstraZeneca yang bekerja sama dengan Universitas Oxford pada Mei, dengan besaran masing-masing 486 juta dolar (Rp7 triliun) dan 1,2 miliar dolar (Rp17,3 triliun).

Perusahaan lainnya, Emergent Biosolutions juga mendapat 628 juta dolar (sekitar Rp9 triliun) untuk memperluas kapasitas produksi vaksin dan obat COVID-19 yang potensial, di dalam negeri.

Baca juga: WHO: Belum ada tanda corona dari manipulasi lab

Vaksin aman dan efektif menjadi harapan untuk mengakhiri pandemi yang telah menjangkiti hampir 12 juta orang secara global, dengan tiga juga kasus terjadi di AS.

Vaksin Novanax akan bekerja bersamaan dengan adjuvan (material yang meningkatkan respon imun untuk membantu pertahanan tubuh melawan virus).

Saat ini, perusahaan tersebut memproduksi adjuvan di Swedia namun tengah membangun fasilitas produksi di AS.

Sumber: Reuters

Pewarta: Suwanti

Editor : M.Ali Khumaini


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020