Koala di negara bagian Australia - New South Wales (NSW) - kemungkinan akan punah pada 2050, kecuali pemerintah segera bertindak melindungi satwa liar itu dan habitat mereka, berdasarkan penelitian parlemen setempat yang dilakukan selama satu tahun.
Penggundulan hutan untuk lahan pertanian, pembangunan kota, dan alih fungsi lahan untuk pertambangan dan pemanfaatan sumber daya hutan merupakan penyebab utama hilangnya habitat asli untuk Koala di New South Wales, negara bagian terpadat di Australia, selama puluhan tahun.
Musim kemarau yang lebih panjang turut mengancam habitat Koala. Hal itu karena musim panas ekstrem di Australia, yang berakhir awal tahun ini, sempat menyebabkan beberapa wilayah hutan terbakar.
Setidaknya, seperempat dari keseluruhan habitat Koala di New South Wales terbakar. Sementara di beberapa lokasi, tingkat kerusakan akibat kebakaran mencapai 81 persen.
"Bukti ini sudah sangat jelas. Satu-satunya cara agar generasi penerus kita dapat melihat Koala di alam liar NSW adalah bila pemerintah bertindak sesuai rekomendasi yang dibuat komite," demikian isi laporan setebal 311 halaman yang diterbitkan pada Selasa (30/6).
Baca juga: Kebakaran hutan di New South Wales menewaskan setengah populasi Koala
Laporan penelitian yang didanai oleh komite lintas partai di parlemen, membuat 42 rekomendasi, di antaranya termasuk menghitung kembali populasi Koala, memprioritaskan perlindungan terhadap Koala dalam perencanaan pembangunan kota, dan meningkatkan dana konservasi.
Laporan itu diakhiri dengan rekomendasi moratorium penebangan pohon di wilayah hutan adat.
Manajer WWF Australia untuk masalah pembukaan lahan dan restorasi hutan, Stuart Blanch, meminta pemerintah menjalankan rekomendasi tersebut dan meningkatkan pelindungan terhadap habitat Koala.
Baca juga: Gubernur Jabar izinkan Taman Safari Bogor kembali buka
"WWF mendesak pimpinan NSW untuk merevisi kembali undang-undang pembabatan hutan yang masih cukup lemah dalam melindungi habitat Koala, menambah bantuan dana untuk para petani yang aktif memelihara pohon-pohon tempat Koala tinggal, dan memindahkan aktivitas penebangan pohon dari hutan habitat Koala ke perkebunan," kata Blanch dalam suatu pernyataan tertulis.
Juru bicara otoritas di New South Wales, Gladys Berejiklian, mengatakan pemerintah akan mempertimbangkan isi laporan tersebut dan bertindak "sesuai aturan". Ia menambahkan pemerintah di New South Wales telah mengalokasikan dana sebesar 44 juta dolar Australia (sekitar Rp427,6 miliar) untuk program perlindungan satwa.
Sumber: Reuters.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Penggundulan hutan untuk lahan pertanian, pembangunan kota, dan alih fungsi lahan untuk pertambangan dan pemanfaatan sumber daya hutan merupakan penyebab utama hilangnya habitat asli untuk Koala di New South Wales, negara bagian terpadat di Australia, selama puluhan tahun.
Musim kemarau yang lebih panjang turut mengancam habitat Koala. Hal itu karena musim panas ekstrem di Australia, yang berakhir awal tahun ini, sempat menyebabkan beberapa wilayah hutan terbakar.
Setidaknya, seperempat dari keseluruhan habitat Koala di New South Wales terbakar. Sementara di beberapa lokasi, tingkat kerusakan akibat kebakaran mencapai 81 persen.
"Bukti ini sudah sangat jelas. Satu-satunya cara agar generasi penerus kita dapat melihat Koala di alam liar NSW adalah bila pemerintah bertindak sesuai rekomendasi yang dibuat komite," demikian isi laporan setebal 311 halaman yang diterbitkan pada Selasa (30/6).
Baca juga: Kebakaran hutan di New South Wales menewaskan setengah populasi Koala
Laporan penelitian yang didanai oleh komite lintas partai di parlemen, membuat 42 rekomendasi, di antaranya termasuk menghitung kembali populasi Koala, memprioritaskan perlindungan terhadap Koala dalam perencanaan pembangunan kota, dan meningkatkan dana konservasi.
Laporan itu diakhiri dengan rekomendasi moratorium penebangan pohon di wilayah hutan adat.
Manajer WWF Australia untuk masalah pembukaan lahan dan restorasi hutan, Stuart Blanch, meminta pemerintah menjalankan rekomendasi tersebut dan meningkatkan pelindungan terhadap habitat Koala.
Baca juga: Gubernur Jabar izinkan Taman Safari Bogor kembali buka
"WWF mendesak pimpinan NSW untuk merevisi kembali undang-undang pembabatan hutan yang masih cukup lemah dalam melindungi habitat Koala, menambah bantuan dana untuk para petani yang aktif memelihara pohon-pohon tempat Koala tinggal, dan memindahkan aktivitas penebangan pohon dari hutan habitat Koala ke perkebunan," kata Blanch dalam suatu pernyataan tertulis.
Juru bicara otoritas di New South Wales, Gladys Berejiklian, mengatakan pemerintah akan mempertimbangkan isi laporan tersebut dan bertindak "sesuai aturan". Ia menambahkan pemerintah di New South Wales telah mengalokasikan dana sebesar 44 juta dolar Australia (sekitar Rp427,6 miliar) untuk program perlindungan satwa.
Sumber: Reuters.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020