Jakarta (ANTARA) - Megawati Soekarnoputri dan keluarga besar PDI Perjuangan menyatakan sangat berduka atas wafatnya Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Maimun Zubair atau Mbah Moen di Mekkah, Arab Saudi, Selasa, pukul 08:17 WIB, saat menunaikan ibadah haji.

Menurut Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, melalui pernyataan tertulisnya, di Jakarta, Selasa, kabar wafatnya KH Maimun Zubair atau akrab dengan sebutan Mbah Moen sangat mengejutkan semua pihak.

"Ketika saya menyampaikan berita duka kepada Ibu Megawati Soekarnoputri, beliau nampak begitu berduka, tidak mampu menahan kesedihan mendalam, dan langsung mendoakan. Ibu Megawati memohon kepada Allah Subhanahu wata’ala agar almarhum Mbah Moen husnul khatimah," kata Hasto.

Menurut Hasto, Megawati pun menceritakan pertemuan terakhir dengan Mbah Moen, kiai sepuh yang telah berusia 91 tahun itu, satu hari sebelum almarhum berangkat ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji, yakni pada Sabtu, 27 Juli 2019.

"Pada pertemuan selama lebih dari dua jam tersebut, Ibu Megawati merasakan bagaimana Mbah Moen tampil dengan penuh bijaksana dalam membahas hal-hal fundamental pada berbagai persoalan bangsa," katanya.

Pada pertemuan dengan Megawati tersebut, kata Hasto, Mbah Moen menyatakan komitmennya yang begitu kuat terhadap Pancasila. "Tanpa Pancasila tidak ada NKRI," katanya.

Menurut Hasto, pada pertemuan tersebut, Megawati sudah merasakan bahwa pesan-pesan yang disampaikan sangat khusus. "Bahkan Mbah Moen juga menyampaikan wasiat terakhirnya kepada Ibu Megawati, yang disaksikan kedua putranya, antara lain Gus Yasin," katanya.

Megawati Soekarnoputri dan keluarga besar PDI Perjuangan, kata Hasto, merasa sangat kehilangan sosok ulama karismatik yang benar-benar menjadi sumber keteladanan moral tersebut.

"Mbah Moen dan Ibu Megawati memiliki hubungan sangat dekat, dan secara periodik mengadakan pertemuan penuh kontemplasi untuk kepentingan bangsa dan negara," katanya.

Menurut Hasto, Megawati Soekarnoputri telah memberikan arahan kepada seluruh anggota dan kader PDI Perjuangan untuk meneladani sosok Mbah Moen.

"Pak Ganjar Pranowo secara khusus diberikan instruksi untuk memberikan penghormatan terbaik di kediaman Mbah Moen, dan memberikan dukungan sepenuhnya kepada seluruh ahli waris yang tengah berduka," katanya.

KH Maimun Zubair adalah pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah dan menjadi Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Pria kelahiran Karangmangu, Rembang, Jawa Tengah, pada 28 Oktober 1928 memiliki beberapa putra antara lain, Taj Yasin (wakil gubernur Jawa Tengah), Gus Najih, dan Majid Kamil.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019