Yang dulu terkesan mahal, sekarang semua orang bisa pakai dan punya
Jakarta (ANTARA) - PT Aldebaran Rekayasa Cipta (Baran Energy) menyasar kawasan rumah tangga untuk beralih menggunakan listrik yang bersumber energi baru dan terbarukan (EBT), salah satunya tenaga matahari melalui pemasangan panel surya dan baterai listrik.

Founder dan CEO Baran Energy Victor Wirawan menjelaskan pihaknya baru saja meluncurkan baterai penyimpanan energi skala besar, yakni PowerWall dengan kapasitas 8.8 KWh, yang bisa menerangi sepanjang malam.

"Target paling banyak nanti rumah tinggal. Kami ingin setiap rumah itu memakai teknologi ini. Yang dulu terkesan mahal, sekarang semua orang bisa pakai dan punya," kata Victor pada peluncuran baterai PowerWall Baran Energy di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, memang tidak mudah untuk membuat konsumen rumah tangga berpindah ke energi terbarukan dengan hanya menyediakan teknologinya saja. Oleh karena itu, Baran Energy menawarkan kepemilikan paket yang terdiri dari baterai Powerwall, battery inverter, solar inverter dan solar panel.

Paket tersebut dibanderol dengan harga Rp234 juta untuk kapasitas 2.000 watt 1 phase. Sementara itu, untuk kapasitas 3.000 watt 1 phase seharga Rp411 juta, dan yang terbesar 10.000 watt 3 phase senilai Rp975 juta.

Victor memaparkan tagihan listrik untuk penggunaan skala rumah tangga bisa lebih hemat sekitar 20 persen menggunakan inovasi teknologi ini. Ia berasumsi tagihan listrik dengan penggunaan sebesar 2.200 watt sebesar Rp1,5 juta per bulan. Dengan demikian, dalam 20 tahun tagihannya sebesar Rp360 juta.

"Dengan 'storage system' ini, dalam 20 tahun konsumen hanya perlu membayar sekitar Rp250 juta, bayar di muka. Cukup membayar di awal 5 tahun, lalu sisanya 15 tahun 'free', investasi bisa cepat kembali," katanya.

Selain PowerWall dengan kapasitas 8.8 KWh, Baran Energy juga mengembangkan baterai penyimpan energi dengan kapasitas lebih besar lagi, yakni PowerPack sebesar 126 Mb dan PowerCube 1.2 MWh.

Ketiga perangkat ini dapat digunakan, mulai dari rumah tinggal, pabrik, real estate, perkebunan, pertambangan, hingga industri berskala besar.

Peluncuran teknologi ini juga selaras dengan komitmen pemerintah yang terus mendorong pemakaian energi yang bersumber dari EBT dan Iebih ramah lingkungan.

Sebagaimana tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), pemerintah menargetkan pemanfaatan dan buaran EBT dalam negeri mencapai 23 persen pada 2025.

Baca juga: Baran Energy investasikan Rp200 miliar kembangkan baterai listrik
Baca juga: AESI: pemanfaatan energi surya belum maksimal meski berpotensi besar

 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019