Pontianak (ANTARA) - Norpita Ritawati (54) jamaah calon haji asal Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, akhirnya bisa menunaikan ibadah haji berkat kerja kerasnya menabung dari hasil penjualannya ikan botok atau ikan yang dibumbui kemudian dikukus yang merupakan lauk khas masyarakat Melayu, Sambas tersebut.

"Alhamdulillah, akhirnya doa saya diijabah oleh Allah SWT, setelah 20 tahun lebih menabung dari hasil penjualan ikan botok," kata Norpita Ritawati dengan haru menjelaskan perjuangannya dalam menabung hingga akhirnya mendapat kursi untuk daftar haji di Kota Pontianak, Selasa.

Ia menjelaskan, dari umur 20 tahun dirinya sudah menekuni menjual ikan botok dan lauk pauk lainnya, seperti ikan bakar, sayur jadi dan lainnya, dalam mencari tambahan untuk membantu suaminya.

"Niat saya terbuka untuk menunaikan ibadah haji ketika sering menonton televisi tentang ibadah haji, sejak itu saya berniat akan ke tanah suci dengan cara menabung dari hasil menjual ikan botok, dengan penghasilan sekitar Rp1,2 juta/bulannya," ungkapnya.

Dari hasil jual ikan botok itu, dia gunakan untuk menghidupi ketiga anaknya, yang terdiri dari dua perempuan dan satu laki-laki yang kini sudah menikah semuanya, sementara suaminya Supardih (57) sempat bekerja sebagai buruh kapal, tetapi kini sudah tidak lagi karena sudah tua, katanya.

"Saya menabung untuk naik haji sejak tahun 2002, setelah terkumpul sekitar tahun 2011 mendaftar di Kemenag Kota Pontianak, dan tahun 2019 ini tiba-tiba dari pihak Kemenag Kota Pontianak menelpon yang menyatakan nama saya masuk dalam daftar untuk menunaikan ibadah haji tahun ini," ujarnya sambil mengusap air matanya antara sedih dan haru tersebut.

Diakuinya, hampir setiap kali shalat dia meminta dan berdoa agar bisa menunaikan ibadah haji dengan uang yang halal dari hasil keringat sendiri. "Alhamdulillah akhirnya doa saya dikabulkan Allah SWT, meskipun suaminya belum bisa menunaikan ibadah haji karena keterbatasan biaya," ujarnya.

Tips dari Norpita kepada umat Muslim yang berniat untuk menunaikan ibadah haji, yakni rajin-rajin berdoa kepada Allah, kemudian rajin menabung, lalu membuat rekening tabungan untuk naik haji di bank apa saja.

"Insya Allah kalau niat kita baik, maka niat tersebut akan dibukakan jalan oleh Allah SWT," ujarnya meyakinkan.

Menurut dia, kalau dihitung secara logika, memang dirinya tidak mungkin bisa mengumpulkan uang untuk daftar haji dengan penghasilan sekitar Rp300 ribuan/minggu. "Tetapi niat baik kita memang didengar oleh Allah SWT, sehingga yang tidak mungkin menjadi mungkin, yang tentunya juga berkat dukungan keluarga," katanya.

Ia menceritakan, dirinya menjual ikan botok mulai dari harga Rp1.500/bungkus hingga sekarang Rp10 ribuan/bungkus, mulai dari menggunakan sepeda hingga menggunakan sepeda motor untuk mengantar pesanan ke pelanggan, dan termasuk pembeli yang pesan menggunakan media sosial saat ini.

"Saya belajar membuat ikan botok yang bahan dasarnya dari kelapa dan beras dioseng, rempah, daun kunyit dan daun mengkudu untuk membungkusnya. Saya belajar dari ibu dan ayah ketika masih tinggal di Singkawang," katanya.

Setelah, beberapa kali mencoba membuat ikan botok dari hasil belajar dengan ibunya, maka dirinya memberanikan diri untuk menjual ikan botok tersebut ke masyarakat. "Intinya niat harus kuat, karena Allah akan mendengar, apalagi rezeki yang dicari yang halal," kata ibu tiga anak tersebut.

Rabu besok (17/7) Norpita akan berangkat dengan bersama Kloter 14, yang dijadwalkan akan terbang dari Bandara Supadio Internasional Pontianak ke embarkasi Batam, kemudian menuju Madinah.


701 calon haji

Kepala Departemen Agama Kota Pontianak, Ekhsan menyatakan, sebanyak 701 calon haji asal kota itu siap diberangkatkan dalam empat kloter.

 
Kepala Departemen Agama Kota Pontianak, Ekhsan (Foto Andilala)



"Ada penambahan kuota jamaah calon haji asal Kota Pontianak dari sebelumnya berjumlah sebanyak 600 calhaj menjadi 701 calhaj, dampak dari penambahan kuota sekitar 10 ribuan seluruh Indonesia," kata Ekhsan.

Ia menjelaskan, sebanyak 701 calon haji tersebut dibagi dalam empat kloter, yakni kloter 14 akan berangkat ke Arab Saudi tanggal 17 Juli, kemudian Kloter 15 tanggal 18 Juli, Kloter 16 tanggal 19 Juli, dan Kloter 29 tanggal 1 Agustus 2019.

"Untuk kloter 14 nantinya akan diberangkatkan semua jamaah calon haji asal Kota Pontianak; untuk Kloter 15 dari Kota Pontianak dan Kabupaten Sambas; kloter 16 dari Kota Pontianak, Sintang, Kapuas Hulu, Melawi, Mempawah dan Kota Singkawang; dan terakhir Kloter 29 dari Kota Pontianak, Kayong Utara, Ketapang, dan Kepri," ujarnya.

Ia berharap, semua itu tidak ada protes, karena itu adalah yang terbaik, karena hal itu adalah ibadah yang dilakukan oleh seluruh umat Muslim sedunia. "Dan Insya Allah nanti pemondokannya tidak terlalu jauh," katanya.

"Dalam penambahan tersebut, dibagi dalam berdasarkan umur dan daftar tunggu, masing-masing mendapat porsi sebesar 50 persen, sehingga dua kategori tersebut terakomodir, yakni untuk kategori umur diberikan kepada jamaah yang berusia 75 tahun," katanya.

Menurut dia, ada wacana nantinya, untuk batasan umur yang masuk prioritas nantinya pada umur 70 tahun. "Misalnya masuk antrean 10 tahun, karena umurnya sudah 70 atau 71 tahun maka bisa diberangkatkan, kalau untuk sementara ini prioritas di umur 75 tahun," katanya.

"Mudah-mudahan jumlah jamaah calon haji yang berangkat sebanyak 701 calhaj, maka pulangnya juga sebanyak itu. Kalau pun terjadi hal yang lain, maka itu sudah menjadi kehendak Allah SWT, karena itu sudah di luar kemampuan kita," katanya.*

Baca juga: Walkot Pontianak berikan tali asih kepada 710 calon haji

Baca juga: 701 Calhaj Pontianak siap diberangkatkan

Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019