Jayapura (ANTARA News) - Pasca terbakarnya pesawat angkut barang Hercules C-130 dengan nomor lambung PK-VTQ milik Manunggal Air pada Kamis, sekitar pukul 09.20 WIT di Bandara Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, berbagai kegiatan di bandara, khususnya aktivitas penerbangan pesawat kembali normal. Dari Wamena, wartawan ANTARA melaporkan, Bandara Wamena tidak ditutup walaupun pada pukul 09.20 pagi telah terjadi insiden kebakaran pesawat Manunggal Air yang baru saja mendarat. Tampak, dua pesawat Cessna mendarat mulus di Bandara Wamena membawa beberapa penumpang dari daerah-daerah terpencil di wilayah Provinsi Papua. Begitu pula, aktivitas di bagian keberangkatan dan kedatangan pesawat berlangsung seperti biasa. Tidak ada pembatalan penerbangan pesawat, baik yang hendak meninggalkan bandara maupun yang akan mendarat. Walaupun puing-puing pesawat yang terbakar itu masih mengepulkan asap, hal itu sama sekali tidak mengganggu berbagai aktivitas penerbangan dan kegiatan perkantoran serta bisnis di area Bandara Wamena. Tiga awak pesawat bersama lima penumpang dinyatakan selamat. Pilot pesawat nahas itu bernama Jarot, dengan co pilot Sumardwiyanto dan mekanik Benny Harahap, namun kelima penumang belum diketahui identitasnya. Para awak pesawat kini diamankan di Kantor KP3 Bandara Wamena oleh pihak kepolisian, sementara badan pesawat berikut muatannya musnah dan hanya meninggalkan puing-puing yang sampai saat ini masih terus berasap. Keterangan yang dihimpun ANTARA di Bandara Wamena menyebutkan, pesawat angkut itu terbang dari Jayapura membawa barang campuran, termasuk bahan bakar minyak jenis solar. Pada awalnya, pesawat mendarat mulus, namun ketika memasuki taxiway menuju apron, tiba-tiba terdengar bunyi ledakan dan kemudian asap tebal mengepul ke udara dari dalam badan pesawat. Setelah beberapa detik, ledakan-ledakan beruntun terus terdengar dan api berkobar. Dua mobil pemadam kebakaran milik bandara yang dikerahkan untuk menjinakkan api tidak bisa berbuat banyak, sehingga pesawat kini tinggal puing-puing saja. (*)

Copyright © ANTARA 2008