Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menegaskan dirinya tidak ikut campur adanya polemik penunjukan ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya Adi Sutarwijono menggantikan Whisnu Sakti Buana oleh DPP PDI Perjuangan dalam Konfercab yang digelar di Surabaya, Minggu (7/7).

"Saya tidak ngerti. Saya tidak tau, saya kan sakit," kata Wali Kota Risma singkat saat ditemui wartawan usai menghadiri rapat paripurna di gedung DPRD Surabaya, Kamis.

Baca juga: Rekercab PDIP tetapkan Whisnu sebagai bakal calon wali kota Surabaya

Baca juga: Whisnu dinilai punya kemampuan lanjutkan kepemimpinan Wali Kota Risma

Baca juga: 1.005 anak ranting PDIP inginkan Whisnu sebagai Cawali Surabaya


Peneliti Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam memaklumi jika Risma tak mau masuk ke dalam polemik secara langsung karena untuk menjaga hubungan dengan Whisnu Sakti Buana yang tak lain adalah wakil wali kota.

Menurut Dekan Fakultas Ilmu sosial dan ilmu budaya Universitas Trunojoyo Madura ini, kekuatan Risma di PDIP sebenarnya ada pada hubungan dan lobi khusus ke Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati. Tentunya, lanjut dia, tidak akan berbeda sikap dengan apa yang diputuskan Megawati.

Untuk itu, lanjut dia, diharapkan Risma lebih banyak menyampaikan kebutuhan-kebutuhan kebutuhan pemimpin masa depan Surabaya seperti apa, sehingga bisa membuka diskusi di internal PDIP terkait kebutuhan pemimpin masa depan Surabaya pascadirinya.

Sejauh ini, kata dia, eksistensi Risma ada pada kekuatan beliau sebagai birokrat profesional. Maka akan lebih baik Risma menciptakan iklim kesejukan dan lebih fokus pada upaya untuk mendorong munculnya kriteria pemimpin Surabaya sesuai kebutuhan Surabaya sebagaimana yang diharapkan.

"Beliau (Risma) bukan kader genuine organik, kalau sampai terseret pada pusaran konflik malah tidak fungsional untuk beliau ke depannya dan menurut saya cukup berisiko jika bersikap dan potensial membuka front yang manifest," katanya.

Diketahui hasil Konfercab PDI Perjuangan Surabaya yang menunjuk Adi Sutarwijono sebagai Ketua DPC Kota Surabaya pada Minggu (7/7) menuai protes keras dari jajaran pengurus tingkat kecamatan atau Pimpinan Anak Cabang (PAC) PDI Perjuangan se-Surabaya.

Hal ini dikarenakan nama yang direkomendasi DPP untuk jabatan ketua DPC dianggap tidak sesuai dengan aspirasi hasil rapat di tingkat PAC dan Muscab tingkat DPC. Pada Rakercab DPC PDIP Surabaya sebelumnya telah disepakati oleh 31 PAC menunjuk Whisnu Sakti Buana untuk memimpin kembali DPC PDIP Surabaya.

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019