Bangkok, Thailand (ANTARA) - Pertemuan ke-13 Menteri Pertahanan ASEAN (ADMM) di Bangkok, Thailand, dibuka secara resmi, Kamis. Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, memimpin delegasi Indonesia dan membawakan kertas kerja tentang ASEAN Our Eyes sebagai upaya kawasan meningkatkan keamanan dari ancaman terorisme dan hal-hal lain terkait.

Pada ADMM ke-13 kali ini, Menteri Pertahanan Thailand/Deputi PM Thailand, Jenderal Prawit Wongsuwon, memimpin upacara pembukaan pertemuan tahunan yang mengangkat tema besar Keamanan Berkelanjutan itu.

Baca juga: Amerika Serikat dukung inisiatif "Our Eyes" lawan terorisme

Baca juga: Negara di luar ASEAN sepakati penggunaan "Our Eyes"

Baca juga: ASEAN adopsi "Our Eyes" dalam kontra terorisme



“Sebagai ketua kali ini, stabilitas dan keamanan di ASEAN telah menjadi hal yang sangat penting buat kita semua. Saya memberi dukungan kepada kita semua. Kita telah mengajukan kerja sama untuk memajukan ASEAN dengan cara membangkitkan rasa memiliki kita di ASEAN dan bersama-sama memajukan komunitas,” kata Wongsuwon.

Seusai membuka ADMM ke-13, Wongsuwon membuka sesi sambutan dari masing-masing menteri pertahanan, dilanjutkan pemaparan masing-masing negara peserta.

Ryamizard hadir bersama para kolega menteri pertahanan ASEAN, yaitu Menteri Pertahanan Brunei Darussalam, Awang Halji bin Haji Md Yussof, Menteri Pertahanan Kerajaan Kamboja, Samdech Pichey Sena Tea Banh, Menteri Pertahanan Laos, Jenderal Chansamone Chanyalath, Menteri Pertahanan Malaysia, Mohammad bin Sabu, Menteri Pertahanan Myanmar, Letnan Jenderal Sein Win, Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, Menteri Pertahanan Singapura, Ng Hen Hen, dan Menteri Pertahanan Viet Nam, Jenderal Ngo Xuan Lich.

Menurut jadwal, Ryamizard akan membawakan kertas kerja berupa term of reference tentang ASEAN Our Eyes.

Di dalam sambutannya, Ryamizard menyatakan, ASEAN juga adalah modalitas, totalitas kekuatan kawasan yang maha dahsyat, yang menjadi poros kekuatan dunia, yang secara total memiliki 627 juta penduduk, dan 2,6 juta personel angkatan bersenjata.

“Kita patut bersyukur bahwa kita tinggal dan berada di poros ekonomi dunia karena 40 persen jalur perdagangan internasional dan ekonomi dunia melewati jalur ASEAN ini, senilai 5,6 triliun dolar Amerika Serikat per tahun,” kata dia. ASEAN juga tercatat sebagai kawasan paling stabil di dunia hingga saat ini, dengan anggota-anggota yang bisa dibilang tanpa konflik satu sama lain.

Ia menyorot keanekaragaman dan kekayaan SDA dan sumber daya terbarukan yang ada di ASEAN selain jumlah SDM yang melimpah, yang selalu harus ditingkatkan kualitasnya.

“Hal ini merupakan sebuah daya tarik tersendiri bagi komunitas dunia. Oleh sebab itu tidak mengherankan bila komunitas dunia juga ingin bergabung untuk melakukan kerjasama di kawasan. Kita juga telah sepakat memilik komunitas kerjasama menangani berbagai isu keamanan yang berpotensi mengganggu stabilitas di kawasan, beberapa langkah kerjasama yang telah di bangun termasuk di antaranya penanggulangan teroris dan lain-lain,” kata dia.

Ia katakan, beberapa langkah-langkah yang sangat konkrit dan telah kita lakukan bersama untuk mengatasi berbagai permasalahan mulai dari pembangunan kerjasama untuk mengatasi permasalahan di kawasan Indo-Pasifik ini, kita juga telah sepakat membentuk kelompok-kelompok kerja dalam mengatasi permasalahan misalkan seperti mengatasi ancaman terorisme.

“Kita sepakat untuk mengatasinya dengan dimulai dari kerja sama intelijen dengan inisiatif Our Eyes serta langkah atau penanganan dengan trilateral yang sudah sangat efektif, dimana kita telah melaksanakan kegiatan patroli laut bersama dan patroli udara bersama yang kemudian akan dilanjutkan dengan kegiatan operasi darat gabungan antara Indonesia-Malaysia dan Philipina. Ini adalah merupakan contoh-contoh konkrit keberhasilan kerjasama ASEAN dalam konteks pertahanan yang telah diinisiasi para menteri pertahanan ASEAN,” kata dia.

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019