Bandung (ANTARA) - Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menggelar simulasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di beberapa sekolah, termasuk SMA Negeri 2 Bandung di Jalan Cihampelas Kota Bandung, untuk mempraktikkan prosedur operasional standar penerimaan peserta didik ke dinas-dinas pendidikan tingkat kabupaten/kota.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dewi Sartika pada Kamis mengatakan nantinya kepala-kepala dinas pendidikan tingkat kabupaten/kota wajib mengedukasi seluruh kepala sekolah Sekolah di wilayahya untuk menjalankan PPBD sesuai dengan regulasi dan prosedur operasional standar yang ditetapkan.

"Target dari simulasi ini adalah memberikan informasi, terutama adalah praktik situasi lapangan terkait dengan peningkatan pemahaman untuk alur pendaftaran pada saat PPDB," katanya.

"Simulasi ini bisa menjadi model dan bisa dilihat oleh Kepala Sekolah dan Kepala Disdik tingkat kabupaten/kota supaya ini bisa ditularkan ke sekolah-sekolah yang lain," ia menambahkan.

Dalam simulasi pendaftaran siswa baru, Dewi Sartika berperan sebagai orang tua siswa yang mengikuti beberapa tahapan prosedur pendaftaran peserta didik sampai selesai.

Pertama, dia mengambil nomor antrean untuk pengecekan berkas-berkas. Petugas PPDB dari sekolah bersangkutan kemudian akan memeriksa dan memastikan semua persyaratan ada dalam berkas.

Setelah itu, orang tua siswa dan petugas PPDB akan menentukan titik koordinat atau jarak rumah ke sekolah bersangkutan. Jika titik koordinat telah ditentukan, orang tua siswa dan petugas wajib membuat kesepakatan lebih dulu sebelum memasukkan data pendaftaran ke dalam sistem.

Kemudian, orang tua siswa kembali mengambil nomor antrean untuk memasukkan data secara daring. Orang tua siswa selanjutnya memilih jalur mana yang akan ditempuh, jalur zonasi, jalur prestasi, atau jalur perpindahan. Jika orang tua siswa sudah selesai mengisi data secara daring, mereka akan diberi bukti pendaftaran.

Setelah itu, orang tua siswa tinggal menunggu hasil PPDB pada 29 Juni 2019. Mesti digarisbawahi, setiap jalur mempunyai syarat dan ketentuan, serta persentase penerimaan yang berbeda-beda.

"Persentase jalur zonasi itu 90 persen. Dari 90 persen itu, 20 persennya untuk jalur KETM (Keluarga Ekonomi Tidak Mampu), 15 persen untuk jalur zonasi kombinasi yang menggabungkan jarak dan hasil UN. Jadi, 55 persennya jalur zonasi murni. Sisanya, lima persen jalur prestasi dan lima persen jalur perpindahan," kata Dewi Sartika.

Dewi Sartika memastikan dinas sudah menyiapkan PPDB dengan sebaik-baiknya, mulai dari kesiapan sumber daya manusia sampai sarana. Namun dia tidak menampik bahwa dalam hal ini masih ada kendala karena belum semua orang tua siswa memahami prosedur PPDB.

"Seluruh kabupaten/kota saya rasa sudah melaksanakan persiapan-persiapan peningkatan dari kemampuan SDM itu sendiri, sarana prasarana, peraturan-peraturan dalam hal ini memberikan pemahaman kepada seluruh orang tua siswa," katanya.

"Kendala terutama adalah tingkat pemahaman dari orang tua itu sendiri. Secara masif kita menggunakan segala upaya melalui media massa, media online, melalui media-media lain termasuk bertatap muka. Mudah-mudahan dengan upaya yang masif ini," demikian Dewi Sartika.

Baca juga:
Jabar tambah 19.000 kursi siswa baru untuk SMA
Mendikbud minta pemda tegakkan aturan PPDB zonasi

 

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019