Jakarta (ANTARA) - Sejumlah perusahaan Prancis dan perguruan tinggi Indonesia memulai kerja sama pengembangan konsep BioTanah, untuk membangun sektor produksi pelet jerami di tingkat nasional.

Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatangan surat kesepakatan (letter of intention) oleh lima pihak yang terlibat, yaitu INP ENSIACET of Toulouse, Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA), perusahaan BioTanah dari Kota Pau, Prancis, dan perusahaan Green Building of Paris di Institut Prancis di Indonesia (IFI), Jakarta, Senin (20/5).

Menurut keterangan tertulis IFI Jakarta, Jumat, konsep kerja sama inovatif ini didasarkan pada densitas agrokimia dan mekanis jerami padi, dengan melibatkan petani dalam produksi pelet.

Inovasi ini sesuai prinsip pembangunan berkelanjutan yang sangat kuat kaitannya dengan pengurangan emisi gas rumah kaca Indonesia, dengan mengubah 60 juta ton jerami padi yang dibakar dan terbuang setiap tahun di Indonesia menjadi biofuel, serta pembentukan energi terbarukan dan lokal dalam konteks model ekonomi yang kompetitif.

Penghasilan tambahan 10 hingga 15 persen untuk petani Indonesia yang menerapkan inovasi ini memungkinkan mereka untuk mendidik anak-anak mereka dengan lebih baik dan memastikan biaya kesehatan mereka.

Proyek BioTanah memiliki dimensi nasional dan didukung oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, Kementerian Pertanian, Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi, serta IFI.

Penandatanganan letter of intention di hadapan perwakilan kementerian tersebut, memungkinkan untuk menyusun kerja sama dan lebih menentukan tujuan dan peran masing-masing mitra yang terlibat.

INP ENSIACET Toulouse dan Laboratorium Teknik Kimia mereka (LGC) akan bekerja pada penelitian dan pengembangan (litbang) dengan fokus pada saluran pasokan pendek dan lokal untuk transformasi ekologis biomassa Indonesia menjadi bahan bakar. Mengikuti pengembangan kapasitas dan pendekatan berbagi pengetahuan, LGC pada Oktober 2019 akan menjadi tuan rumah bagi seorang mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh studi doktoral di bidang ini.

​IPB dan Pusat Penelitian mereka tentang Surfaktan dan Bioenergi (SBRC) akan bekerja pada litbang dengan fokus pada pemetaan potensi beras Indonesia untuk produksi pelet jerami.

UNSIKA akan mengerjakan litbang dengan fokus pada keterlibatan petani dalam pengeringan, penggilingan dan penyimpanan jerami sebelum kepadatan.

Perusahaan BioTanah dari Pau, yang mengawasi pengembangan konsep BioTanah, akan mengoordinasikan litbang dengan universitas-universitas Prancis dan Indonesia dan mengembangkan proses densifikasi agro-kimia dan proses densifikasi mekanik.

Sementara perusahaan Green Building of Paris akan memastikan pengembangan konsep BioTanah di Indonesia secara keseluruhan, baik di tingkat industri maupun komersial.

Percontohan pertama sedang dikembangkan di wilayah Karawang, Jawa Barat, yang dianggap sebagai salah satu lokasi produksi beras utama di Indonesia, dan ditargetkan memulai operasi unit produksi pertama pada akhir 2019.

Melihat angka-angka produksi beras tahunan di Indonesia, replikasi konsep BioTanah dalam skala yang lebih besar dapat sepenuhnya merevolusi campuran energi dan mempercepat transisi energi berkelanjutan di Indonesia.

Baca juga: Prancis bantu 1 juta euro untuk nelayan korban tsunami di Sulawesi

Baca juga: Forum FITE kolaborasi Prancis-Indonesia dukung maritim berkelanjutan

Baca juga: Indonesia-Prancis perkuat kerja sama pengembangan perkotaan berkelanjutan



 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019