Nusa Dua (ANTARA News) - Wakil Perdana Menteri dan Menteri Sumber Daya dan Lingkungan Tavalu, negeri kecil di kawasan Pasifik, mendesak Amerika Serikat harus serius menanggapi Protokol Kyoto, suatu kesepakatan yang merespon perubahan iklim. Tavau Teii dalam pernyataannya pada sidang Konferensi tentang Perubahan Iklim di Bali, Rabu, menyatakan Protokol Kyoto merupakan langkah awal yang penting untuk menghindari dampak berbahaya perubahan iklim bagi masyarakat, anak-anak, dan generasi penerus. Dia mengucapkan selamat kepada Australia, yang meratifikasi Protokol Kyoto, dan komitmen mereka. "Tapi kita harus bekerja lebih banyak, dan Tuvalu mengajak AS, negara yang menjadikan Kepulauan Tuvalu sebagai basis kampanye Perang Dunia II, untuk serius melakukan hal yang sama," katanya. Sejak pertemuan di Kyoto, katanya, semua ngeri melihat konsekuensi akibat perubahan iklim karena negeri-negeri atol semacam Tuvalu, bakal ditelan laut. Bagi warga Tuvalu, katanya, keadaan membuat mereka sangat ketakuatan melihat makin rusaknya kepulauan mereka. "Tapi kami tidak bisa berbuat banyak," katanya. Dia menyatakan, Tuvalu mengajak masyarakat dunia, khususnya mereka yang menyebabkan perubahan iklim, mau mendengar mereka dan menunaikan tanggung jawab. Bagi mereka, kebutuhan untuk aksi nyata mitigasi dan adaptasi akibat perubahan iklim tidak pernah sepenting sekarang. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007