Darwin, Australia (ANTARA) - Jelang menghadapi Timnas Timor Leste di Stadion Marrara Darwin, Australia, Jumat, pelatih tim Akademi Bintang Timur Atambua (BTA), Ludovikus Mau berharap pemainnya mempertahankan ritme permainan seperti saat menghadapi Middle Asis FC, Kamis (2/5). “Saya minta teman-teman bisa mempertahankan ritme permainan saat menghadapi Timor Leste nanti,” kata Ludovikus Mau di Darwin, Australia Utara.

Ia mengharapkan walaupun pertandingan melawan Timor Leste adalah pertandingan persahabatan, namun ia berharap anak asuhnya bisa bermain agresif seperti saat melawan Middles Asis FC.

Baca juga: Bintang Timur Atambua wakili Indonesia di Arafura Games

Para pemain dari Timor Leste sendiri kata dia adalah pemain pilihan yang disiapkan untuk membela timnas negara itu, namun ia berharap para pemainnya tak gentar, apalagi fisik dan kelincahan hampir sama.

“Ada beberapa kekurangan yang ada saat turnamen Arafura Games melawan tim Australia. Tetapi nanti akan diperbaiki,” kata Ludovikus Mau menambahkan.

Tim Bintang Timur Akademi sendiri memang sudah tidak lolos lagi dalam turnamen sepak bola Arafura Games, karena sudah tidak bermain sebanyak tiga pertandingan akibat terkendala dengan keluarnya visa.

Selama kurang lebih satu pekan tim asal Atambua, NTT itu tertahan di Denpasar, Bali sejak 25 April hingga 1 Mei akibat menunggu keluarnya visa.

Akibatnya tiga pertandingan yakni tanggal 28, 29 sampai 30 April melawan beberapa tim dari Makau, dan Australia dianggap kalah.

Manager tim BTA Joao Fransisco menambahkan bahwa, walaupun timnya sudah dianggap kalah tetapi pihaknya ingin menunjukkan bahwa memang tim BTA dari awal serius menanggapi surat undangan dari panitia Arafura Games 2019.

"Kita serius ingin ikut pertandingan itu, tetapi mau bagaimana, visa baru beres pada tanggal 29 April, sementara tiket pesawat sudah penuh kalau berangkat tanggal 30. Adanya Kamis (2/4) dini hari," katanya.

Baca juga: Tim Akademi Bintang Timur tiba di Darwin
Baca juga: Andritany beri motivasi pemain BTA jelang turnaman di Darwin


Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2019