Jakarta (ANTARA) - Forum Internasional Pariwisata dan Lingkungan Hidup (FITE) 2019, hasil kolaborasi Kedutaan Besar Prancis di Jakarta dan Kementerian Pariwisata RI, diselenggarakan di Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Makassar, Sulawesi Selatan, 2-3 Mei 2019, untuk mendukung pengelolaan maritim berkelanjutan.

“Sejak 2016, FITE telah membuka ruang untuk dialog antarbudaya dalam mendukung nilai-nilai kita bersama, yaitu tanggung jawab komunitas global dalam menemukan model pembangunan yang lebih baik dan berkelanjutan, dengan menghormati warisan budaya dan alam,” kata Atase Kerja Sama Pendidikan Kedubes Prancis Emilienne Baneth-Nouailhetas melalui keterangan tertulis, Jumat.

Penyelenggaraan FITE yang juga didukung UNESCO Indonesia dirangkai dengan Final Kompetisi Video Esai bagi mahasiswa dengan tema “Peran Identitas Maritim Indonesia dalam Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan”.

Rangkaian seminar menghadirkan pembicara internasional dan nasional, antara lain Spesialis Program dan Kepala Unit Kebudayaan UNESCO Moe Chiba, Peneliti Senior Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Naniek Harkantiningsih, dan Kepala Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia Muhammad Riza Adha Damanik.

Terkait peran generasi muda dalam mempromosikan pariwisata maritim yang berkelanjutan, Kepala Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) sekaligus Asisten Koordinator Staf Khusus Presiden Muhammad Riza Adha Damanik mengatakan bahwa masa depan Indonesia ada di laut.

"Sektor perikanan dan pariwisata berpeluang menjadi penggerak ekonomi nasional. Namun menguasai sumber daya laut harus diiringi dengan penguasaan inovasi, ilmu dan teknologi. Di sinilah peluang generasi muda Indonesia untuk terlibat,” kata dia.

Menurut Riza, mahasiswa dapat memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk mengoptimalkan pengelolaan perikanan dan pariwisata di daerah-daerah guna membantu masyarakat membangun jejaring pasar yang lebih efektif dan luas.

Ide ini diterjemahkan lewat kompetisi video esai tentang pariwisata maritim berkelanjutan, yang dimenangi tiga mahasiswa, yaitu, Hegi Kaban Siregar (Poltekpar Medan), Stefanus Christa Nugraha (STP NHI Bandung) dan Nur Zaitun (Poltekpar Makassar).

Ketiganya berhasil menyisihkan 64 kandidat mahasiswa Indonesia dan Prancis, serta 10 orang finalis yang berasal dari STP/Poltekpar/Akpar yang turut berpartisipasi di Makassar pada kompetisi tersebut.

Sebagai juara, Hegi Kaban Siregar mengangkat tema Potensi Wisata Konservasi Mangrove Sicanang.

Sicanang merupakan hutan mangrove yang tersisa satu-satunya di Kota Medan, yang memberikan manfaat bagi masyarakat pesisir, melestarikan biota laut, serta menjadi sumber ilmu bagi pelajar dan peneliti.

"Namun tanpa upaya konservasi dan penanganan masalah sampah, hutan akan rusak dan punah serta tidak menarik bagi wisatawan. Karena itulah kami mengimbau para petani mangrove dan masyarakat sekitar, serta pemerintah untuk secara serius menangani permasalahan dan menjadikan Sicanang sebagai hutan mangrove yang memberikan manfaat luas,” kata Hegi.

Sementara itu, Stefanus Christa Nugraha, pemenang kedua, mengangkat topik Identitas Bahari Rute Perdagangan Cheng Ho di Pantai Utara Jawa yang menurut dia potensial menjadi jalur pariwisata di mana tradisi masyarakat laut bercampur dengan tradisi muslim China.

Pemenang ketiga, Nur Zaitun, mengangkat tema Bagang yang merupakan metode penangkapan ikan tradisional dari tanah kelahirannya di Sulawesi Selatan.

"Menurut saya Bagang perlu kita perkenalkan sebagai kekayaan bahari Indonesia, khususnya Sulawesi Selatan, karena selain potensial menjadi atraksi pariwisata, metode penangkapan ikan ini memperhatikan keberlanjutan produksi ikan dan alam sekitarnya,” ujar dia.

Kedutaan Besar Prancis memberikan hadiah kepada ketiga pemenang berupa pelatihan pariwisata musim panas selama dua minggu di Universitas Angers, Prancis.

Baca juga: Ketua INSA minta pemerintah mendatang lebih perhatikan sektor maritim

Baca juga: Pemerintah luncurkan Gerakan Indonesia Bersih kurangi sampah plastik

Baca juga: Pengembangan marina dukung wisata bahari ekonomi maritim


Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019