Jakarta (ANTARA) - Selain menyebabkan sepuluh orang meninggal dunia, delapan orang hilang, dan empat orang terluka, bencana banjir yang sejak Jumat (26/4) melanda wilayah Bengkulu memaksa sekitar 12.000 warga mengungsi menurut data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bengkulu hingga Minggu pukul 12.00 WIB.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran persnya mengatakan bencana banjir itu berdampak pada 13.000 warga dan menyebabkan kerusakan fisik 184 rumah; empat fasilitas pendidikan; 40 titik infrastruktur berupa jalan, jembatan, oprit, gorong-gorong di sembilan kabupaten/kota; dan sembilan lokasi sarana prasarana perikanan dan kelautan di lima kabupaten/kota.

Jumlah korban dan kerusakan akibat bencana tersebut masih bisa bertambah mengingat belum semua lokasi bencana dapat dijangkau. Banjir dan tanah longsor juga masih bisa terjadi kalau hujan turun lagi dengan intensitas tinggi.

"Saat ini, banjir sebagian sudah surut di beberapa wilayah. Namun banjir masih banyak menggenangi permukiman di beberapa wilayah," kata Sutopo.

Upaya penanganan darurat bencana masih terus dilakukan. Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah telah memerintahkan seluruh perangkat daerah mengerahkan potensi yang ada untuk menangani dampak bencana.

BNPB telah mengirimkan Tim Reaksi Cepat untuk mendampingi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan memberikan bantuan dana siap pakai untuk operasional penanganan tanggap darurat bencana.

BNPB mengimbau kepala daerah yang daerahnya mengalami bencana segara menetapkan status darurat untuk mempercepat penanganan darurat.

Posko Induk di BPBD Provinsi Bengkulu telah didirikan. Posko pengungsian juga sudah dibangun di 12 lokasi. Aparat pemerintah juga sudah membangun dapur umum untuk menopang penyediaan kebutuhan makanan bagi para pengungsi.

Sementara petugas penyelamat melanjutkan upaya pencarian dan evakuasi korban menggunakan perahu karet, upaya perbaikan darurat dilakukan pada jalan yang rusak atau tertimbun longsoran tanah guna memperlancar distribusi bantuan.

Survei juga sudah dilakukan untuk mendata jalan dan jembatan yang putus serta memasang rambu peringatan di jalan.

Jalan dan jembatan yang terputus akibat banjir dan tanah longsor menjadi kendala untuk menjangkau lokasi bencana selama penanganan darurat. Koordinasi dan komunikasi ke Kabupaten/ Kota juga cukup sulit dilakukan karena jaringan listrik banyak yang terputus.

Masalah lainnya, titik lokasi bencana banjir dan tanah longsor sangat banyak, dan jarak antar daerah yang terdampak bencana berjauhan, sementara ketersediaan dana untuk operasional penanganan bencana masih terbatas.

Saat ini kebutuhan mendesak untuk mendukung penanganan dampak bencana meliputi tenda pengungsian, perahu karet, selimut, makanan siap saji, air bersih, paket perlengkapan keluarga, perlengkapan bayi, lampu darurat, dan peralatan rumah tangga untuk membersihkan lingkungan, sarana sanitasi, dan tenaga sukarelawan.

BPBD mengimbau warga tetap waspada mengingat hujan berintensitas tinggi masih berpotensi terjadi di wilayah Indonesia.

Baca juga:
13 ribu jiwa terdampak banjir di Bengkulu
Banjir Bengkulu akibatkan Danau Dendam Tak Sudah meluap

 

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019