Naypyitaw (ANTARA) - Lebih dari 50 orang dikhawatirkan tewas di Myanmar, saat penambang batu giok dan peralatan yang mereka bawa tertimpa tumpukan bahan limbah pada Senin malam, kata anggota parlemen dan petugas penyelamat.

Tiga jasad berhasil diangkat dari reruntuhan, ungkap anggota parlemen yang mewakili area Hpakant di Negara Bagian Kachin, Tin Soe pada Selasa.

Tanah longsor mematikan dan kecelakaan lainnya kerap terjadi di tambang Hpakant yang kaya akan giok, namun miskin regulasi.

Sebanyak 54 pekerja dari dua perusahaan tambang, 40 mesin dan sejumlah kendaraan termasuk ekskavator dan truk, terperangkap akibat runtuhnya tumpukan sampah pada Senin malam, kata dia.

"Mereka tak akan selamat. Tak mungkin, karena mereka terkubur di bawah lumpur," kata Tin Soe kepada Reuters melalui telepon. "Sangat sulit untuk mengevakuasi jasad-jasad tersebut."

Kepala pemadam kebakaran Hpakant, Aye Thein, mengatakan operasi pencarian dilakukan sejak Selasa pagi dan upaya penyelamatan hingga kini masih berlangsung.

Kementerian Informasi Myanmar mengonfirmasikan di akun Facebook, bahwa 54 pekerja hilang. Pihaknya mengidentifikasi dua perusahaan yang terlibat yakni, Shwe Nagar Koe Kaung dan Myanmar Thura.

Reuters tidak dapat menghubungi dua perusahaan tersebut untuk dimintai keterangan.

Sumber: Reuters
Baca juga: Puluhan dikhawatirkan tewas dalam longsor tambang giok di Myanmar
Baca juga: Korban jiwa naik jadi 104 akibat tanah longsor Myanmar
Baca juga: Hampir 100 mayat diangkat dari longsor di tambang giok Myanmar

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019