Jakarta (ANTARA) - Masyarakat dunia hari ini dikejutkan dengan kejadian nahas yang menimpa dua ikon religi bersejarah dunia, yakni Katedral Notre-Dame di Paris, Prancis dan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, Palestina.

Kebakaran besar melanda Katedral Notre-Dame pada Senin petang (15/4) waktu setempat, menghancurkan atapnya yang menjadi salah satu simbol bersejarah bagi Paris, seperti dilansir Reuters.

Dalam kobaran api, para petugas pemadam berjuang mencegah agar menara lonceng utama tidak runtuh.

Api yang mulai berkobar pada petang dengan cepat mencapai atap bangunan katedral yang dibangun pada abad ke-12, menelan menara yang kemudian runtuh, dan dengan cepat juga diikuti oleh seluruh atapnya.

Warga Paris pun kelimpungan dan wisatawan tertegun tidak percaya menatap menara yang dilahap api. Ribuan orang berjajar di jembatan di atas Sungai Seine dan bantarannya, dari jarak yang dibatasi oleh tali pembatas polisi, menatap puncak menara Notre-Dame yang terbakar.

"Kami belum bisa memastikan apakah bisa menghentikan kebakaran yang merembet ke menara lonceng," kata seorang petugas pemadam.

Kejadian itu menimbulkan keterkejutan banyak pihak, termasuk para pemimpin dunia.

Untuk insiden di Notre Dame, para pemimpin dunia menyampaikan keterkejutan mereka dan mengirimkan ungkapan belasungkawa kepada rakyat Prancis. Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan pada akun resmi Twitter-nya bahwa seluruh bangsa sedang berduka.

"Seperti seluruh anak bangsa, malam ini saya berduka menyaksikan bagian dari kami terbakar," cuitnya di Twitter.

Sementara Kanselir Jerman Angela Merkel menyebut katedral itu sebagai "lambang Prancis dan budaya Eropa kami."

Perdana Menteri Inggris Theresa May juga turut memberi simpati bagi warga Prancis dan para petugas yang berjuang memadamkan kobaran api.

Vatikan mengatakan, kebakaran pada "Lambang Kekristenan di Prancis dan dunia" sangat mengejutkan dan menyedihkan. Vatikan juga menyerukan doa bagi para petugas pemadam kebakaran.

Pada hari yang sama, Masjid Al-Aqsa di Yerusalem juga terbakar. Kebakaran melanda Masjid Al-Aqsa di Yerusalem pada Senin (15/4) waktu setempat, walaupun tidak menyebabkan kerusakan parah yang membahayakan bagian situs ibadah itu, yang berusia lebih dari 2.000 tahun, seperti dilansir Sputnik.

 
Di Al-Aqsa, api muncul dari kamar penjaga di luar ruangan salat Al-Marwani pada Senin petang, menurut pernyataan Departemen Wakaf Islam masjid tersebut.

Untungnya, tidak seperti kebakaran di Notre Dame yang membakar habis menara katedral itu, kebakaran di Masjid Al-Aqsa tidak menimbulkan kerusakan signifikan.

Departemen Wakaf pun memuji aksi cepat tanggap yang diperlihatkan oleh para petugas pemadam kebakaran, yang dengan cepat memadamkan api.

Penyelidikan

Terkait kejadian nahas di dua bangunan bersejarah itu, pihak berwajib dan otoritas setempat pun mengadakan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui secara pasti penyebab kebakaran.

Pemicu kebakaran yang melanda ikon bersejarah Katedral Notre-Dame di Paris hingga kini belum diketahui dan pihak berwenang masih melakukan penyelidikan, demikian informasi Menteri muda Dalam Negeri Prancis, Laurent Nunez, pada Selasa.

"Kebakaran berhasil ditangani, namun belum sepenuhnya padam," kata Nunez saat konferensi pers yang digelar tepat di depan Notre-Dame.

Kantor jaksa penuntut umum Prancis juga memerintahkan penyelidikan terhadap insiden kebakaran di Notre-Dame, yang menurut penyelidikan sementara pihak kepolisian diperkiraan bahwa kebakaran itu terjadi sebagai kecelakaan.

Sementara itu, untuk kejadian kebakaran di Masjid Al-Aqsa, menurut media daring The New Arab, seorang penjaga melaporkan sempat ada kesenjangan rotasi penjagaan antara pukul 19.15 dan 19.30 waktu setempat.

Kemunculan api tampaknya disebabkan oleh anak-anak yang sedang bermain-main. Melalui pernyataan, Departemen Wakaf meminta jamaah "yang tinggal di sekitar masjid dan Kota Lama untuk mendidik anak-anaknya agar tidak bermain-main dengan api, terutama di dalam masjid Al Aqsha."

Selanjutnya, Kepolisian Israel mengatakan kepada Al Araby bahwa mereka mulai melakukan penyelidikan atas kebakaran tersebut. Israel telah memerintah seluruh Kota Yerusalem sejak 1967, yaitu ketika Israel menyita kota tersebut dari Yordania.

Kerentanan

Bagaimana pun, kebakaran yang terjadi pada kedua bangunan religi bersejarah itu mengindikasikan adanya kecenderungan kerentanan bagi bangunan-bangunan tua warisan dunia tersebut.

Untuk itu, Katedral Notre Dame dan Masjid Al-Aqsa beserta berbagai situs bersejarah dunia lainnya memang memerlukan pemeliharaan dan pengamanan yang sangat baik. Hal itu perlu dilakukan guna melestarikan keaslian dari bangunan-bangunan tua yang merupakan saksi bisu sejarah dunia.

Untuk kasus kebakaran di Al-Aqsa dapat ditangani dengan melakukan perbaikan, namun lain halnya dengan Katedral Notre-Dame. Katedral yang dibangun pada abad ke-12 dan muncul dalam novel klasik Victor Hugo "Si Bungkuk dari Notre-Dame" itu memerlukan pembangunan kembali.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan aksi peduli internasional akan diluncurkan guna menggalang dana untuk membangun kembali Katedral Notre-Dame.

Renovasi dan pembangunan kembali perlu segera dilakukan bagi pelestarian kedua bangunan bersejarah itu. 

Selanjutnya, insiden kebakaran di kedua tempat tersebut dapat menjadi pengingat, atau bahkan peringatan, bagi pemerintah dan masyarakat dunia untuk lebih hati-hati terhadap kerentanan bangunan-bangunan tua yang bersejarah. Peringatan dari dua insiden nahas itu diharapkan dapat meningkatkan kepedulian dan kualitas pemeliharaan berbagai situs bersejarah di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Baca juga: Menteri: pemicu kebakaran Katedral Notre Dame masih diselidiki

Baca juga: Masjid Al Aqsha di Jerusalem terbakar

Baca juga: Presiden Macron: Kita akan bangun kembali Notre-Dame bersama-sama






 

Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019