Malang (ANTARA) - Tim Robotik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali meraih prestasi gemilang dengan menyabet gelar juara kontes robot "Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest" (TCFFHRC) di Trinity College Hartford Connecticut, Amerika Serikat, yang dilangsungkan pada 13-15 April 2019.

Tim Robotik kebanggaan UMM dan Indonesia ini meraih juara pertama dan kedua untuk kategori robot pemadam api berkaki, serta juara dua untuk kategori robot pemadam api beroda. Sebelumnya, pada 2017, Tim Robotik UMM juga menyabet juara pertama dan kedua.

Prestasi yang diraih tim robotik ini sejalan dengan harapan Rektor UMM Dr Fauzan saat melepas tim tersebut sebelum bertolak ke Amerika Serikat (AS), beberapa waktu lalu. "Sebenarnya kami tidak menargetkan harus juara satu, tetapi yang terbaik saja yang kami inginkan," kata Fauzan di Malang, Jawa Timur, Senin.

Sebagai apresiasi kepada tim robotik yang meraih gelar juara pertama dan kedua tersebut, Fauzan menjanjikan bakal membebaskan mereka dari tugas skripsi.

Pada saat pelepasan tim, Fauzan berpesan kepada para delegasi dan mahasiswanya yang hadir ketika itu untuk berhenti menjadi penonton. "Jadilah pemain. Saya tidak menarget harus juara satu, tetapi yang terbaik sajalah yang saya minta," tuturnya.

Kontes robot tingkat dunia ini mempertandingkan 32 tim dari berbagai negara, seperti Israel, Tiongkok, dan lainnya. Adalah Alfan Achmadillah Fauzi, Rohmansyah, Ken Dedes Maria Khunty, tiga Tim Robotik UMM ini ditunjuk menjadi perwakilan Indonesia karena menjadi juara nasional berdasarkan surat penugasan Ditjen Belmawa Kemenristekdikti Republik Indonesia no. T/274/B3.1/KM/02.04/2019.

Di Tahun 2017, dua tim Robotik UMM juga pernah memborong juara 1 dan 2 sekaligus untuk kategori robot berkaki. Dua tim tersebut, yaitu tim InaMuh sebagai juara 1 dan tim Unmuh Malang sebagai juara 2. Selain itu, tim InaMuh juga meraih juara poster terbaik.

Atas pengalaman inilah, mereka optimistis bisa kembali menang, tentunya melalui penyesuaian beberapa teknologi dan mengusung inovasi baru.

Semua robot, baik kategori berkaki atau beroda memiliki misi memadamkan api dengan cepat di titik pada satu ruangan atau kamar yang menyerupai rumah. Posisi titik api diletakkan secara acak oleh dewan juri, sehingga robot dituntut harus cekatan untuk mencari api tersebut.

Setelah memadamkan api, robot di-setting untuk kembali ke titik awal. Robot dengan catatan tercepat bakal keluar sebagai pemenang.

Sementara itu, dua tim lainnya yang dimotori Bayu Irawan Nugroho, mahasiswa teknik elektro dan Dwi Nur Fajar mahasiswa teknik informatika, juga akan unjuk gigi di Kontes Robot Indonesia (KRI) Regional IV pada 21-23 April 2019 di Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Rombongan ini akan berlaga pada ajang dua jenis robot, yakni satu robot pemadam api kategori berkaki (DOME), dan tiga robot kategori sepak bola (Zhafarul).

Robot sepak bola pada kompetisi ini harus memiliki spesifikasi yang wajib dipenuhi, yakni mendeteksi objek, menggiring bola, menendang, hingga lokalisasi. Pendeteksian objek tersebut agar robot dapat membedakan bola, lawan, garis, dan gawang. Robot akan dinyatakan memenangkan pertandingan ketika robot lebih banyak memasukan bola ke gawang lawan. (*)

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019